Media90 – Keluarga besar Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah dengan menggelar istighosah dan dzikir kebangsaan di Masjid Safinatul Ulum, Kamis (4/9/2025) malam.
Acara berlangsung khidmat dengan melibatkan civitas akademika, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, tenaga kebersihan, tenaga keamanan, ratusan mahasantri, hingga perwakilan organisasi kemahasiswaan.
Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., mengatakan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan hanya sebatas seremonial, melainkan juga menjadi momentum mempererat persatuan sekaligus mendoakan keselamatan bangsa.
“Kecintaan pada bangsa dan negara tidak boleh terkalahkan oleh ego sektoral atau kepentingan golongan yang dapat memecah belah persatuan. Inilah pesan kebangsaan dari kegiatan ini,” ujarnya.
Rangkaian acara diawali dengan salat Magrib berjamaah, dilanjutkan istighosah yang dipimpin Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Prof. Dr. H. Abdul Syukur, M.Ag. Kemudian, jamaah melaksanakan salat Isya berjamaah dan salat gaib yang dipimpin Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA), Prof. Dr. H. Ahmad Isnaeni, M.A.
Salat gaib tersebut dipersembahkan khusus untuk mendoakan 11 korban meninggal dunia dalam peristiwa aksi 25 Agustus hingga awal September 2025. Doa bersama ini menjadi wujud duka cita mendalam dari keluarga besar UIN Raden Intan Lampung.
Acara juga semakin semarak dengan penampilan hadroh dari mahasantri Mahad al-Jamiah, pembacaan marhaban, serta shalawat. Puncak peringatan Maulid diisi Mauidzah Hasanah yang disampaikan Dekan Fakultas Adab, Dr. KH. Ahmad Bukhari Muslim, Lc., M.A.
Dalam tausiyahnya, beliau menekankan bahwa Maulid Nabi bukan sekadar perayaan, tetapi sarana meneguhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW.
“Setiap memperingati Maulid sejatinya kita kembali mengenal Nabi. Sebab, Rasulullah bersabda bahwa seseorang akan dikumpulkan bersama yang dicintainya kelak di akhirat. Maka, bila benar-benar mencintai Nabi, insyaAllah akan disatukan bersama beliau di surga,” tutur KH. Ahmad Bukhari Muslim.
Beliau juga mengingatkan tiga tanda manisnya iman, yaitu menjadikan Allah dan Rasul sebagai kecintaan tertinggi, beriman lillahita’ala dengan akhlak mulia dan kejujuran, serta menjaga diri dari kekufuran dan kemungkaran.
Allah SWT, lanjutnya, mengutus Nabi Muhammad SAW untuk memperkenalkan siapa Allah, apa yang dicintai-Nya, dan apa yang dimurkai-Nya. Nabi Muhammad hadir untuk memanusiakan manusia, membimbing umat agar beribadah kepada Allah, sekaligus memakmurkan bumi dengan teladan beliau.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di UIN Raden Intan Lampung pun ditutup dengan doa bersama, menghadirkan suasana religius sekaligus memperkuat semangat persatuan, persaudaraan, dan kecintaan kepada tanah air.