BERITA

Transformasi Lahan Kritis Menjadi Hijau: PLN Inisiasi Ekosistem Biomassa Pertanian Terpadu di Tasikmalaya

50
×

Transformasi Lahan Kritis Menjadi Hijau: PLN Inisiasi Ekosistem Biomassa Pertanian Terpadu di Tasikmalaya

Sebarkan artikel ini
Ubah Lahan Kritis Jadi Hijau dan Produktif, PLN Kembangkan Ekosistem Biomassa Berbasis Pertanian Terpadu di Tasikmalaya
Ubah Lahan Kritis Jadi Hijau dan Produktif, PLN Kembangkan Ekosistem Biomassa Berbasis Pertanian Terpadu di Tasikmalaya

Media90 – Upaya pengembangan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu yang diinisiasi oleh PT PLN (Persero) melalui sub holding PT PLN Energi Primer Indonesia diharapkan dapat mengubah lahan kritis menjadi lebih hijau dan produktif.

Program ini akan memanfaatkan 1,7 juta hektare dari total 14 juta hektare lahan kritis yang tersebar di seluruh Indonesia.

Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, mengungkapkan apresiasi terhadap langkah PLN dalam mendorong program biomassa yang memanfaatkan lahan kritis.

Inisiatif ini dilakukan melalui kolaborasi dengan Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, dan kelompok masyarakat.

“Saya mengapresiasi langkah PLN dengan program ini, karena saat ini kita dihadapkan pada tantangan perubahan iklim. Dengan diwajibkannya program ini, sumber biomassa akan berasal dari tanah marjinal,” ujarnya saat meresmikan pengembangan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan dan pertanian terpadu di Tasikmalaya.

Baca Juga:  Perjalanan Panjang: 15 Tahun Kerusakan Jalan Provinsi di Muara Gadingmas Lampung Timur Hanya Dijadikan Alat Politik oleh Calon Gubernur

Tanah marjinal, yang umumnya sulit ditanami dan terletak di pelosok Indonesia, akan menjadi fokus dalam program biomassa PLN.

Sudaryono menekankan bahwa program ini merupakan bukti nyata kehadiran pemerintah di daerah pelosok.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menjelaskan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, dan kelompok masyarakat untuk memanfaatkan lahan kritis.

“Melalui program kolaboratif ini, kami berupaya mengubah lahan yang sebelumnya kering dan tidak produktif menjadi lebih hijau dan produktif,” kata Darmawan.

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, terdapat 14 juta hektare lahan kritis di seluruh Indonesia.

Dengan mengembangkan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu, program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pemanfaatan lahan kritis.

Baca Juga:  PLN Berperan Kunci dalam Kelancaran Pemilu 2024: Pasokan Listrik Handal Mendukung Proses Coblosan yang Aman

“Kami akan memanfaatkan lahan kritis seluas 1,7 juta hektare yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga dapat berkontribusi dalam upaya penurunan emisi sebesar 11 juta ton CO2e melalui co-firing biomassa,” tambah Darmawan.

Lebih dari itu, program ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas nasional dengan menghadirkan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, menggerakkan ekonomi kerakyatan sirkuler, dan mengentaskan kemiskinan.

PLN menargetkan bahwa program ini akan melibatkan 1,25 juta masyarakat dan bernilai ekonomi mencapai Rp9,5 triliun per tahun.

Dengan inisiatif ini, PLN berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, sekaligus memberdayakan masyarakat lokal melalui pemanfaatan lahan yang lebih produktif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *