Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Dusun Adi Luhur, Kampung Bandar Sakti, Terusan Nunyai, Lampung Tengah menjadi saksi dari peristiwa yang mengerikan pada Sabtu, 29 Juli 2023.
Seorang pria berinisial RP (30) tega membunuh mantan istrinya, KS (27), dalam aksi pembunuhan yang disebabkan oleh rasa cemburu dan tersinggung akibat perkataan kurang menyenangkan.
Kapolres Lampung Tengah, AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya, mengungkapkan bahwa insiden tersebut berawal saat pelaku, RP, sedang berkunjung ke rumah mantan istrinya yang dinikahinya sejak tahun 2011.
Namun, di tengah kunjungannya, RP terkejut mengetahui bahwa KS sedang berbicara dengan seorang lelaki lain melalui telepon pada tahun 2015 silam.
“Kejadian itu terjadi ketika pelaku baru saja pulang usai melaksanakan Salat Tarawih saat Ramadan, ditemani oleh anak mereka. Saat itu, pelaku mencoba menegur korban agar bisa menghargainya,” ungkap AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya dalam konferensi pers di Mapolres Lampung Tengah.
Namun, upaya pelaku menegur KS justru memicu pertengkaran hebat antara keduanya. KS merasa bahwa RP tidak berhak untuk mengatur hidupnya lagi dan menuduhnya sebagai lelaki tidak bertanggung jawab yang tidak berhak melarangnya.
Selain itu, KS menyindir RP dengan menyebutnya sebagai seorang pria pengangguran. Hal tersebut membuat pelaku marah dan tanpa bisa mengendalikan emosi, RP mengambil sebilah golok di belakang rumah.
Tanpa ampun, pelaku menganiaya mantan istrinya dengan tiga luka parah di bagian rahang, tangan, dan leher.
Tragedi mengerikan ini terjadi di depan anak-anak mereka yang saat itu masih berusia empat tahun (anak laki-laki) dan satu tahun (anak perempuan). Setelah menyaksikan aksi kejam sang ayah, kedua anak tersebut ditinggalkan tanpa belas kasihan.
Setelah melancarkan aksi pembunuhannya, pelaku kabur dan berusaha menghilangkan jejaknya dengan sering mengganti identitas dan berpindah tempat.
Selama delapan tahun, pelaku terus menjadi buron yang sulit ditangkap oleh pihak berwenang.
Namun, keberuntungan akhirnya berpihak kepada keadilan. Setelah buron selama delapan tahun, pelaku berhasil ditangkap di Kecamatan Empanang, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Detil mengenai bagaimana pelaku akhirnya tertangkap belum diungkapkan oleh pihak berwenang.
Kematian tragis KS membuat seluruh warga di Dusun Adi Luhur dan sekitarnya merasa terpukul.
Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi kita semua tentang pentingnya mengendalikan emosi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih damai.
Keluarga korban pun harus menghadapi kehilangan yang mendalam, sementara pelaku harus bertanggung jawab atas perbuatannya di hadapan hukum.
Semoga tragedi ini menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya menghargai hidup dan orang lain serta mengutamakan kebaikan dan kasih sayang di dalam setiap hubungan.