BERITA

Sukses Menghadapi Tantangan: Petambak Bumi Dipasena Abadi Raih Panen 6 Ton Meski Banyak yang Gagal, Simak Strateginya!

279
×

Sukses Menghadapi Tantangan: Petambak Bumi Dipasena Abadi Raih Panen 6 Ton Meski Banyak yang Gagal, Simak Strateginya!

Sebarkan artikel ini
Banyak yang Gagal Panen, Petambak Bumi Dipasena Abadi ini Berhasil Panen 6 Ton, Begini Caranya
Banyak yang Gagal Panen, Petambak Bumi Dipasena Abadi ini Berhasil Panen 6 Ton, Begini Caranya

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Fenomena kemarau panjang yang disebabkan oleh El Nino tahun 2023 telah menimbulkan dampak buruk bagi banyak sektor, termasuk para pelaku usaha budidaya udang.

Kawasan tambak udang di Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timu, Kabupaten Tulang Bawang, tidak luput dari pukulan keras tersebut.

Banyak petambak mengalami gagal panen, kerugian finansial, bahkan hingga kegagalan untuk membayar hutang modal budidaya.

Dalam situasi sulit seperti ini, umumnya pembudidaya udang akan mengambil dua langkah strategis, yakni menahan tebar benur (off) atau, jika tetap melakukan tebar, mengurangi padat penebaran.

Namun, di tengah kondisi yang sulit, seorang petambak bernama Nuh Hudowi (57) dari Kampung Bumi Dipasena Abadi, Rawajitu Timur, Tulang Bawang, berhasil mencatat keberhasilan yang luar biasa.

Baca Juga:  Hutang Menumpuk, Pria Sidomulyo Lampung Selatan Gantung Diri Setelah Istri Kabur

Meskipun banyak sesama petambak mengalami kegagalan, Nuh Hudowi mampu memanen udang Vanamei sebanyak 6 ton sejak Agustus hingga akhir Desember.

Keberhasilan ini dicapai melalui pengelolaan empat petak tambak dengan siklus budidaya masing-masing tambak selama 3,5 bulan dan umur panen udang rata-rata 75 hari.

Dengan mengoperasikan empat kolam tambak secara efisien, Nuh Hudowi berhasil mengatasi berbagai kendala, termasuk penyakit udang, kenaikan harga pakan, biaya operasional, dan penurunan harga udang di pasaran.

Meskipun menghadapi tantangan yang tidak ringan, Nuh Hudowi berhasil meraih hasil bersih penjualan udang rata-rata di atas 80% dari selisih biaya operasional.

“Saya melakukan tebar benur di empat petak tambak dengan mengatur jarak waktu, mulai dari udang yang baru ditebar hingga yang besar. Pengaturan waktu ini memudahkan pengelolaan dan membantu dalam mengatasi permodalan,” ujar Nuh Hudowi.

Baca Juga:  Transformasi Pemkab Tulangbawang Barat: Metode Gasing Numerasi untuk Pelajar Tumijajar

Menurutnya, kunci keberhasilan dalam budidaya udang adalah menjaga agar tambak tidak bocor, menghindari amoniak atau lumpur di dalam tambak, dan menjalani budidaya dengan penuh semangat dan keceriaan.

Nuh Hudowi juga menekankan pentingnya menghindari stres serta tetap jujur dan amanah ketika mendapatkan pinjaman modal dari mitra bisnis.

“Dalam masa sulit seperti ini, baik karena faktor alam maupun fluktuasi harga, saya bersyukur tetap berhasil panen udang. Hasilnya bahkan cukup untuk membantu membayar cicilan hutang biaya pembangunan rumah,” tambah Nuh Hudowi.

Kisah sukses Nuh Hudowi menjadi inspirasi bagi para petambak lainnya untuk tetap berjuang dan mencari solusi kreatif dalam menghadapi tantangan, sekaligus mempertahankan keberlanjutan usaha budidaya udang di tengah kondisi alam yang tidak menentu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *