Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Sebuah tim dosen dari Program Studi Hortikultura Politeknik Negeri Lampung (Polinela) telah berhasil mengembangkan tanaman ciplukan (Physalis peruviana) melalui penelitian yang melibatkan beberapa dosen dan mahasiswa.
Tim penelitian yang terdiri dari Hevia Purnama Sari, Mustika Adzania Lestari, Desty Aulia Putrantri, serta mahasiswa Januari Nurrohman, Dwi Sukanti, dan Evinda Tri Viska, melakukan kegiatan penelitian dari bulan Mei hingga September 2023.
Penelitian ini, yang berjudul “Respons Pertumbuhan dan Produksi Ciplukan terhadap Pemberian Pupuk Kandang dan Pestisida Nabati,” difokuskan pada jenis ciplukan Physalis peruviana, yang dikenal dengan nama golden berry, memiliki buah yang lebih besar dan berwarna kuning keemasan.
Hevia Purnama Sari, salah satu dosen terlibat dalam penelitian ini, menyatakan bahwa tanaman ini memiliki potensi besar sebagai abate alami, antikanker, antioksidan, dan antibakteri.
Menurut Hevia, ciplukan Physalis peruviana sudah menjadi buah yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi di luar negeri, seperti di Meksiko dan Brazil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh berbagai jenis pupuk kandang dan pestisida nabati terhadap pertumbuhan dan produksi ciplukan, dengan penekanan pada teknik budidaya berkelanjutan.
“Dalam penelitian ini, kami memfokuskan pada pemanfaatan bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar lingkungan, seperti pupuk kandang dan pestisida nabati dari dedaunan,” jelas Hevia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam memberikan respons pertumbuhan terbaik, sedangkan kombinasi pupuk kandang kambing dan pestisida mimba menghasilkan produksi ciplukan yang lebih baik.
Penggunaan pestisida nabati juga terbukti berpengaruh positif terhadap produksi buah ciplukan, terutama dalam hal jumlah cabang produktif, jumlah buah per tanaman, dan produksi buah yang tidak terserang hama dan penyakit.
“Dari hasil penelitian kami, dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kandang dan pestisida nabati dapat meningkatkan produksi buah ciplukan secara signifikan,” tutur Hevia, menyusun kesimpulan dari penelitian yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan budidaya ciplukan yang berkelanjutan.