BERITA

Profesor Polinela Mengembangkan Aplikasi Metabolit Sekunder APH untuk Mencegah Hama dan Penyakit pada Tanaman Jagung

239
×

Profesor Polinela Mengembangkan Aplikasi Metabolit Sekunder APH untuk Mencegah Hama dan Penyakit pada Tanaman Jagung

Sebarkan artikel ini
Cegah Hama dan Penyakit pada Tanaman Jagung, Dosen Polinela Ciptakan Aplikasi Metabolit Sekunder APH
Cegah Hama dan Penyakit pada Tanaman Jagung, Dosen Polinela Ciptakan Aplikasi Metabolit Sekunder APH

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Serangan organisme pengganggu tanaman seperti hama dan penyakit pada tanaman jagung merupakan masalah yang sering dihadapi oleh para petani.

Untuk mengatasi masalah ini, tim dosen dari Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) telah melakukan penelitian mengenai aplikasi metabolit sekunder agensia pengendali hayati (APH).

Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman jagung. Aplikasi metabolit sekunder APH yang berasal dari Beauveria bassiana dan Trichoderma sp. dilakukan sejak tanaman jagung berumur 2 minggu setelah tanam hingga saat jagung siap panen.

Organisme pengganggu seperti ulat grayak jagung (Spodoptera frugiperda), wereng jagung (Peregrinus maidis dan Stenocranus sp.), lalat bibit (Atherigona sp.), dan kutu daun (Aphis sp.) dapat merusak tanaman jagung dan mengurangi kualitas serta jumlah hasil panen.

Baca Juga:  Musprov Persatuan Renang Seluruh Indonesia Lampung II: Aksi Seru Akhir Pekan Ini!

Ketua Penelitian, Lina Budiarti, S.P., M.Si, menjelaskan bahwa pengendalian menggunakan pestisida memiliki dampak negatif pada lingkungan dan dapat menyebabkan resistensi pada OPT terhadap pestisida kimia.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pengendalian yang ramah lingkungan, terutama dengan memanfaatkan metabolit sekunder dari cendawan Beauveria bassiana dan Trichoderma sp. sebagai agensia hayati.

Penelitian ini melibatkan tim dosen dari Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan dan mahasiswa.

Metabolit sekunder dari cendawan entomopatogen dan antagonis ini diproduksi menggunakan bahan organik berupa limbah cucian air beras dan air kelapa sebagai media cair pertumbuhan cendawan.

Metabolit sekunder yang dihasilkan kemudian diaplikasikan pada bagian tajuk tanaman jagung untuk mengurangi populasi OPT.

Selain mengendalikan OPT, aplikasi metabolit sekunder ini juga diharapkan tidak berdampak negatif terhadap musuh alami tanaman, seperti predator dan parasitoid, yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.

Baca Juga:  Riana Sari Arinal Memimpin Penyaluran Bantuan Sembako Melalui Program Siger Berbagi di Langkapura, Bandar Lampung

Predator dan parasitoid seperti laba-laba, kumbang predator, dan parasitoid membantu mengatur populasi hama di ekosistem pertanian.

Pengendalian dengan menggunakan metabolit sekunder agensia pengendali hayati (APH) juga sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutan, yang tidak hanya berdampak positif pada lingkungan tetapi juga menjaga keamanan produk pertanian bagi konsumen.

Penelitian ini dikoordinir oleh tim dosen yang memiliki keahlian di bidang proteksi tanaman, yaitu Dr. Ir. Ni Siluh Putu Nuryanti, MP., dan Juwita Suri Maharani, S.P., M.Si.

Penelitian ini mendapatkan dukungan dana dari DIPA Politeknik Negeri Lampung untuk tahun anggaran 2023.

Dengan penelitian ini, diharapkan petani dapat mengatasi masalah serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung secara efektif dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *