BERITA

Presiden Jokowi Hadiri WHC 2023, Paparan Direktur Utama PLN Tentang Energi Hydropower di Indonesia

200
×

Presiden Jokowi Hadiri WHC 2023, Paparan Direktur Utama PLN Tentang Energi Hydropower di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Presiden Jokowi Kunjungi WHC 2023, Direktur Utama PLN Paparkan Pengembangan Hydropower di Indonesia
Presiden Jokowi Kunjungi WHC 2023, Direktur Utama PLN Paparkan Pengembangan Hydropower di Indonesia

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menghadiri World Hydropower Congress (WHC) 2023 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (31/10/2023).

Acara ini menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam memperkuat komitmen pengembangan energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/Hydropower).

Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi mengunjungi booth PT PLN (Persero), perusahaan listrik negara, yang turut memamerkan strategi dan upaya mereka dalam pengembangan Hydropower di tanah air.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, memaparkan strategi perseroan dalam mengoptimalkan potensi PLTA di Indonesia.

Indonesia, sebagai negara kepulauan, memiliki potensi besar dalam sumber daya energi terbarukan, terutama energi air.

Potensi ini mencapai hingga 95 GigaWatt (GW), tetapi baru dimanfaatkan sebesar 5,8 GW. Salah satu kendala utama adalah ketidakcocokan lokasi sumber energi air yang seringkali terpencil dan jauh dari wilayah dengan kebutuhan listrik tinggi.

Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa PLN, dengan arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sedang mengembangkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang bertujuan meningkatkan kapasitas pembangkit energi terbarukan hingga 75 persen pada tahun 2040.

Baca Juga:  HUT ke-33: JNE Salurkan Bantuan Rp207 Juta untuk Palestina, Sebuah Kisah Kemanusiaan yang Mengharukan

Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia diharapkan dapat meningkat menjadi 25,3 GW pada tahun 2040, mengalami peningkatan sebesar 185 persen dibandingkan dengan skenario Business as Usual (BaU).

Presiden Jokowi juga menggarisbawahi urgensi transisi energi dan perlunya penambahan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam skala besar sebagai respons terhadap ancaman pemanasan global.

Potensi EBT di Indonesia diperkirakan mencapai 3.600 GW dari berbagai sumber, termasuk matahari, angin, panas bumi, ombak, bio energi, dan hydropower.

Indonesia memiliki lebih dari 4.400 sungai potensial, dengan beberapa sungai besar seperti Sungai Mamberamo di Papua yang memiliki potensi 24 ribu Megawatt (MW) serta Sungai Kayan di Kalimantan Utara dengan potensi 13 ribu MW.

Baca Juga:  Anies Baswedan Soroti Permasalahan Investasi, Pendidikan, dan Guru Honorer di Lampung

Potensi ini akan digunakan untuk memasok listrik ke Green Industrial Park di Kalimantan, menciptakan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan industri.

Namun, Jokowi juga menekankan bahwa tantangan muncul terkait dengan lokasi sumber energi air yang seringkali jauh dari pusat kebutuhan listrik.

Untuk mengatasi ini, pemerintah Indonesia harus merancang rencana transmisi listrik yang efisien, menghubungkan lokasi PLTA dengan pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

Tantangan lainnya adalah investasi dan alih teknologi. Untuk memaksimalkan potensi hidro yang besar, Indonesia perlu bekerja sama dengan berbagai pihak dalam ekosistem energi terbarukan di seluruh dunia.

Ini mencakup kerja sama dalam hal investasi, transfer teknologi, dan peningkatan infrastruktur energi untuk mendukung pengembangan hydropower yang berkelanjutan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *