BERITA

Polinela Inovasi Teknologi Produksi Padi melalui Sistem Budidaya Multi Kanopi

30
×

Polinela Inovasi Teknologi Produksi Padi melalui Sistem Budidaya Multi Kanopi

Sebarkan artikel ini
Polinela Kembangkan Teknologi Produksi Padi dengan Sistem Budidaya Multi Kanopi
Polinela Kembangkan Teknologi Produksi Padi dengan Sistem Budidaya Multi Kanopi

Media90 – Tim Dosen Peneliti dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) kembali memperkuat kontribusinya terhadap ketahanan pangan nasional dengan mengembangkan Teknologi Produksi Padi menggunakan Sistem Budidaya Multi Kanopi (MCRC).

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Dulbari, SP., M.Si., dari Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan Polinela, bersama Dr. Ir. Ni Siluh Putu Nuryanti, M.P., dan Subarjo, SP., M.TrP., ini berfokus pada inovasi teknologi pertanian untuk meningkatkan hasil produksi padi di tengah tantangan pengurangan lahan sawah.

Dr. Dulbari menjelaskan bahwa teknologi pertanian harus terus berinovasi untuk menjamin ketersediaan pangan yang berkelanjutan.

Salah satu inovasi utama adalah sistem budidaya vertikal, yang sebelumnya terbukti efektif pada hortikultura melalui sistem vertikultur.

Baca Juga:  Kampanye Keselamatan Berkendara oleh Tunas Honda Lampung Memberikan Pencerahan kepada Siswa SMPN 21 Pesawaran tentang Keselamatan Berlalu Lintas

Dalam pendekatan MCRC, padi ditanam dengan genotipe tanaman yang bervariasi tinggi, baik pendek maupun tinggi, dalam satu lahan.

Strategi ini menciptakan lapisan kanopi yang dapat memanfaatkan ruang tumbuh secara vertikal.

“Sistem MCRC memungkinkan penggunaan lahan secara lebih efisien dengan membentuk lapisan malai multi-kanopi. Ini memanfaatkan ruang tumbuh secara vertikal, meningkatkan produktivitas per unit lahan,” ujar Dr. Dulbari dalam rilisnya kepada Media90, Selasa (20/8/2024).

Penelitian dilakukan di Lahan Teaching Farm Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan Polinela dan menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Metode MCRC mampu menghasilkan bobot gabah 27,67% lebih tinggi dibandingkan dengan mono genotipe pendek dan 7,53% lebih tinggi dari mono genotipe tinggi.

Hasil ini tidak hanya menunjukkan keunggulan MCRC dalam meningkatkan hasil panen tetapi juga membuka peluang untuk penerapan lebih luas di Indonesia.

Baca Juga:  Seram! Wanita Diterkam Buaya Saat Cuci Baju di Sungai Banjar Negoro, Tanggamus Wonosobo

Tim peneliti Polinela berencana untuk mengembangkan metode ini lebih lanjut dan mengujinya di berbagai kondisi lahan, untuk memastikan adaptabilitas dan optimasi produksi padi yang berkelanjutan.

Dengan pencapaian ini, Polinela mempertegas perannya sebagai institusi pendidikan vokasi yang tidak hanya berfokus pada pengajaran tetapi juga pada riset dan teknologi yang berdampak nyata bagi masyarakat dan industri pertanian di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *