BERITA

Polinela Ciptakan Terobosan Pemupukan Bibit Kelapa Sawit dengan Pupuk Organik Cair

21
×

Polinela Ciptakan Terobosan Pemupukan Bibit Kelapa Sawit dengan Pupuk Organik Cair

Sebarkan artikel ini
Polinela Kembangkan Inovasi Pemupukan pada Bibit Kelapa Sawit dengan Pupuk Organik Cair
Polinela Kembangkan Inovasi Pemupukan pada Bibit Kelapa Sawit dengan Pupuk Organik Cair

Media90 – Politeknik Negeri Lampung (Polinela) melalui Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan terus berinovasi dalam bidang perkebunan, khususnya pada optimalisasi pemupukan bibit kelapa sawit.

Salah satu penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim Polinela berfokus pada pengembangan teknik pemupukan yang lebih efisien dan ramah lingkungan, mengingat pentingnya komoditas kelapa sawit bagi perekonomian Indonesia.

Penelitian ini dipimpin oleh Ir. Bambang Utoyo, M.P., dengan anggota tim Resti Puspa Kartika Sari, S.P., M.Si., dan Nindy Permatasari, S.Pd., M.Sc.

Fokus utama mereka adalah meningkatkan kualitas bibit kelapa sawit, yang menjadi faktor penentu keberhasilan perkebunan.

Ir. Bambang menekankan pentingnya kelapa sawit sebagai penghasil utama minyak nabati yang berperan besar dalam devisa negara.

Baca Juga:  Tutup Tirai, Pekan Raya Lampung 2023 Dikunjungi 110 Ribu Orang, Ekonomi Berputar Rp15 Miliar

Namun, rendahnya ketersediaan bibit berkualitas akibat pemupukan yang kurang tepat sering menjadi kendala dalam memenuhi permintaan pasar.

“Pemupukan yang tepat sangat penting untuk menyediakan nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan optimal tanaman,” ujar Bambang pada Rabu (21/8/2024).

Saat ini, mayoritas petani masih bergantung pada pupuk anorganik NPK dalam pembibitan kelapa sawit.

Meskipun efektif, penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan dapat menurunkan kesuburan tanah, sebuah masalah yang belum disadari banyak petani.

Oleh karena itu, tim Polinela melakukan riset terhadap penggunaan pupuk organik cair (POC) dari kotoran sapi.

POC ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mendukung praktik pertanian berkelanjutan.

Bambang menjelaskan bahwa petani yang memelihara ternak sapi bisa memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk, menurunkan biaya pemeliharaan, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Dalam penelitian ini, dosis NPK dikurangi dari 10 g/polybag menjadi 5 g/polybag setiap dua minggu, ditambah dengan 200 ml POC kotoran sapi.

Baca Juga:  Bimtek Keluarga Berintegritas 2024: Kolaborasi Pemkot Bandar Lampung dan KPK RI

Hasilnya, dalam empat bulan, kombinasi ini meningkatkan jumlah pelepah, diameter batang, dan tinggi bibit secara signifikan dibandingkan perlakuan kontrol yang hanya menggunakan NPK.

Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan POC kotoran sapi tidak hanya menurunkan biaya, tetapi juga menghasilkan bibit berkualitas tinggi.

Ke depan, tim Polinela akan melanjutkan penelitian untuk menemukan kombinasi dosis pupuk yang paling efektif serta mengeksplorasi jenis pupuk organik lain yang ramah lingkungan.

Melalui penelitian ini, Politeknik Negeri Lampung berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama dalam peningkatan produksi kelapa sawit, komoditas yang sangat strategis bagi Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *