Media90 – Ekonom Senior Bank Indonesia Lampung, Fiskara Indawan, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Lampung mencapai 4,80 persen pada triwulan kedua tahun 2024.
Pencapaian ini didorong oleh stabilitas konsumsi rumah tangga dan peningkatan investasi yang berkelanjutan.
“Ekonomi Lampung menunjukkan akselerasi positif, yang didorong oleh permintaan domestik yang stabil dan membaiknya sektor eksternal,” ujar Fiskara Indawan dalam diskusi update perekonomian Lampung pada Kamis (8/8/2024).
Konsumsi rumah tangga di Lampung tercatat tumbuh sebesar 4,69 persen secara year on year (yoy), hampir setara dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,67 persen yoy. Pertumbuhan ini terutama dipicu oleh tingginya pengeluaran masyarakat selama hari besar keagamaan nasional (HBKN).
Di sisi lain, penanaman modal tetap bruto (PMTB) atau investasi mengalami peningkatan, dengan pertumbuhan sebesar 3,33 persen yoy dibandingkan dengan 2,31 persen yoy pada triwulan sebelumnya.
Sektor eksternal juga menunjukkan perbaikan signifikan, dengan net ekspor tumbuh pesat 42,44 persen yoy, berbalik dari kontraksi yang terjadi pada triwulan sebelumnya sebesar 85,50 persen yoy.
Peningkatan ini didorong oleh melonjaknya ekspor komoditas unggulan Lampung seperti minyak kelapa sawit (CPO) dan kopi robusta, yang meningkat selama perayaan HBKN dan musim panen raya.
Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Lampung, Rinvayanti, menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari langkah-langkah strategis dalam pengendalian inflasi di daerah tersebut.
“Kami secara konsisten memantau harga bahan pangan di seluruh wilayah Lampung, melaksanakan operasi pasar murah, dan menyalurkan bantuan sosial untuk menjaga stabilitas harga,” jelas Rinvayanti.
Rinvayanti menambahkan bahwa peluncuran toko pengendalian inflasi serta mobil dan transportasi operasi pasar (TOP) merupakan bagian dari upaya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan.
Perum Bulog Lampung juga telah menyalurkan 75 persen dari target tahunan beras untuk memastikan pasokan pangan tetap terjaga. Penyerapan gabah dan beras dari petani lokal dilakukan secara maksimal untuk mendukung stabilitas ini.
Sebagai hasil dari keberhasilan menjaga inflasi, Lampung menerima insentif fiskal sebesar Rp6,8 miliar dari pemerintah pusat.