Media90 – Dosen dari Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri Politeknik Negeri Lampung (Polinela) melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertema “Penerapan Green Production dalam Perspektif Green Supply Chain untuk Meningkatkan Efektivitas dan Produktivitas Home Industri Arang Simbaringin.”
Program ini didanai oleh DIPA Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi.
Program ini bertujuan mengatasi masalah yang dihadapi mitra terkait sistem produksi dan manajemen rantai pasokan yang belum terstruktur.
Sistem yang ada menyebabkan pemborosan limbah arang yang sebenarnya berpotensi diolah kembali menjadi produk bernilai, seperti biobriket.
Home Industri Arang Simbaringin saat ini menghasilkan limbah dan asap dalam jumlah besar yang berdampak negatif pada lingkungan sekitar.
Pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada 5 September dan berlangsung hingga 21 Oktober 2024, dengan rencana perpanjangan hingga November.
Fokus utama program ini adalah mengoptimalkan pemanfaatan limbah arang dari pembakaran tempurung kelapa untuk bahan biobriket, mengurangi emisi asap, dan memperbaiki sistem bisnis mitra melalui penerapan teknologi digital berupa website untuk promosi dan pemasaran.
Ketua tim pengabdian, Taufik Nugraha Agassi, S.T.P., M.Sc., bersama anggota timnya, Fahrulsyah, S.Pi., dan Giffary Pramafisi Soeherman, ST., M.T.P., melakukan berbagai kegiatan seperti diskusi dengan pemilik usaha, desain dan perakitan alat pembakaran yang ramah lingkungan, serta pelatihan pembuatan biobriket dari limbah arang.
Mereka juga memberikan pendampingan dalam pengembangan bisnis dan penerapan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pemasaran.
Berdasarkan observasi, tim menemukan kendala utama pada penggunaan alat pembakaran konvensional yang menyebabkan rendahnya hasil produksi serta limbah dan asap yang mencemari lingkungan.
Tim pengabdian juga mencatat bahwa mitra belum pernah mencoba diversifikasi produk ke dalam bentuk biobriket yang berpotensi meningkatkan daya saing dan nilai jual produk.
Sebagai solusi, tim memperkenalkan alat pembakaran baru yang terdiri dari reaktor pirolisis, silinder retor, dan kondensor.
Reaktor berfungsi sebagai tempat pembakaran, retor mengalirkan asap menuju kondensor yang mengubahnya menjadi asap cair.
Dengan teknologi ini, emisi asap dari pembakaran tempurung kelapa dapat dikurangi secara signifikan.
“Reaktor pirolisis membantu mengoptimalkan proses dengan mengubah asap menjadi cairan, sehingga volume asap berkurang drastis,” jelas Fahrulsyah.
Giffary Pramafisi menambahkan bahwa selain teknologi ramah lingkungan, tim juga memberikan penyuluhan terkait manfaat biobriket sebagai produk diversifikasi yang bernilai jual tinggi.
Dengan alat ini, diharapkan rendemen arang meningkat hingga di atas 10%, dan limbah pembakaran dapat diolah menjadi biobriket yang meningkatkan pendapatan usaha mitra.
Evaluasi terhadap efektivitas teknologi ini akan dilakukan di akhir program. “Kami berharap penerapan konsep Green Production dalam green supply chain ini berdampak nyata dalam meningkatkan efektivitas dan produktivitas usaha mitra,” kata Fahrulsyah.
Selain pelatihan teknis, tim juga membantu mitra merancang website untuk mendukung pemasaran digital.
Website ini diharapkan mampu memperluas pemasaran produk arang dan biobriket Home Industri Simbaringin, sehingga dapat dikenal oleh pasar yang lebih luas.
Program PkM ini diharapkan memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan produktivitas, kualitas produk, dan kelestarian lingkungan di Desa Simbaringin, Lampung Selatan.
Ini merupakan langkah awal dalam penerapan konsep green production yang ramah lingkungan serta bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.