BERITA

Penelitian Dosen Polinela Terhadap Burung Puyuh dengan Sistem Pemeliharaan Tanpa Kandang

32
×

Penelitian Dosen Polinela Terhadap Burung Puyuh dengan Sistem Pemeliharaan Tanpa Kandang

Sebarkan artikel ini
Dosen Polinela Teliti Burung Puyuh dengan Sistem Pemeliharaan Cage-Free
Dosen Polinela Teliti Burung Puyuh dengan Sistem Pemeliharaan Cage-Free

Media90 – Telur puyuh memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari jenis telur lainnya, mulai dari ukurannya yang kecil hingga motif cangkangnya yang menyerupai batik.

Meski hanya berbobot sekitar 10 gram, atau seperlima dari berat telur ayam, telur puyuh kaya akan kandungan gizi yang bermanfaat.

Di antaranya protein, antioksidan, vitamin A, kolin, serta mineral seperti selenium dan zat besi.

Nutrisi ini menjadikan telur puyuh sumber makanan yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.

Beberapa manfaat utama dari telur puyuh termasuk kemampuannya dalam memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, mendukung pertumbuhan dan kekuatan otot, menjaga kesehatan saraf dan penglihatan, serta meningkatkan metabolisme dan kesehatan pembuluh darah.

Kandungan nutrisi yang melimpah ini membuat telur puyuh sangat bernilai meskipun ukurannya kecil.

Namun, di balik manfaat nutrisinya, sistem pemeliharaan puyuh saat ini menjadi sorotan.

Metode yang lazim digunakan adalah sistem baterai atau kandang, di mana burung-burung dipelihara dalam ruang gerak yang sangat terbatas untuk mengoptimalkan penggunaan ruang.

Baca Juga:  Tugu Pagoda di China Town Bandar Lampung: Perdebatan Pro dan Kontra, Menurut Eva Dwiana

Meski metode ini efisien dari segi lahan, sistem baterai sering dikritik karena dianggap tidak memperhatikan kesejahteraan hewan (animal welfare).

Seiring waktu, kesadaran akan kesejahteraan hewan telah menyebabkan perubahan besar di berbagai negara.

Di Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, penggunaan sistem baterai pada ayam petelur telah ditinggalkan dan bahkan dilarang.

Banyak negara maju melarang impor telur dari peternakan yang masih menggunakan sistem ini, mendorong praktik peternakan yang lebih etis.

Menanggapi isu kesejahteraan hewan, dosen dari Program Agribisnis Peternakan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) tergerak untuk melakukan penelitian tentang sistem pemeliharaan puyuh yang lebih etis.

Penelitian ini dipimpin oleh Anjar Sofiana, S.Pt., M.Si., dengan anggota tim Dr. Ghoffar Husnu, S.Pt., M.S., dan drh. Luh Putu Nadya Santika, M.Sc.

Baca Juga:  Perhatian Pj Bupati Tubaba Terhadap Ketersediaan Pangan: Kunjungi Penggilingan Padi

Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni hingga September 2024 di kandang Polinela, dengan dukungan dana dari DIPA Polinela Tahun Anggaran 2024.

Penelitian tersebut menerapkan sistem pemeliharaan puyuh tanpa kandang (cage-free), di mana burung diberikan ruang yang lebih luas dan tinggi.

Sistem ini memungkinkan burung untuk bergerak bebas, baik secara horizontal maupun vertikal, serta mengekspresikan perilaku alaminya, seperti berlari, melompat, membuka sayap, dan mandi debu.

Dengan kebebasan ini, burung-burung puyuh diharapkan lebih bahagia dan terhindar dari stres, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas telur.

Dari sisi etika, telur yang dihasilkan dari sistem cage-free memberikan rasa aman bagi konsumen, karena berasal dari burung yang dipelihara dalam kondisi yang lebih baik.

Konsumen yang peduli dengan kesejahteraan hewan cenderung memilih produk-produk yang dihasilkan secara manusiawi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur puyuh dari sistem cage-free memiliki intensitas warna kuning telur yang lebih kuat dibandingkan dengan telur dari sistem baterai.

Warna kuning telur yang lebih pekat ini lebih disukai konsumen, yang seringkali mengaitkannya dengan kualitas yang lebih baik.

Baca Juga:  SMKN 1 Raman Utara, Lampung Timur Lakukan Kunjungan Industri ke Polinela

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan sistem pemeliharaan puyuh di Indonesia, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesejahteraan hewan dalam industri peternakan.

Dengan adanya sistem pemeliharaan yang lebih etis, konsumen bisa menikmati produk berkualitas tanpa khawatir akan dampak negatif terhadap hewan yang memproduksinya.

Lebih dari itu, penelitian ini membuka peluang bagi implementasi yang lebih luas dari sistem cage-free di Indonesia, khususnya dalam industri telur puyuh.

Dengan begitu, tidak hanya memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan hewan dalam proses produksinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *