Media90 – Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah (P3UW) Lampung melakukan perawatan dan perbaikan pintu DAM sirkulasi di Bumi Dipasena Abadi, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, pada Sabtu (08/02/2025).
Langkah ini bertujuan untuk memaksimalkan fungsi pintu air guna mengantisipasi kenaikan pasang laut yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan.
Koordinator Bidang Hubungan Sosial Kemasyarakatan (Hubsosmas) P3UW Lampung, Ranu Wijaya, mengungkapkan bahwa saat ini debit air laut sedang rendah, sehingga petambak mengalami kesulitan dalam mengisi air ke petakan tambak.
“Pada periode Januari hingga April setiap tahun, debit air pasang relatif kecil. Namun setelah periode tersebut, ketinggian pasang akan meningkat secara signifikan,” ujar Ranu.
Menyikapi kondisi ini, Ketua P3UW Lampung menginstruksikan Divisi Alat Berat untuk melakukan perawatan beberapa pintu air DAM, termasuk di Kampung Bumi Dipasena Abadi.
Perawatan ini merupakan langkah preventif dalam menghadapi musim pasang tinggi agar operasional tambak tetap berjalan dengan optimal.
“Kami segera menurunkan teknisi dari Workshop Divisi Alat Berat untuk melakukan perawatan pintu DAM di Kampung Bumi Dipasena Abadi. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah penambahan material plat pada pintu DAM guna mengantisipasi lonjakan air saat pasang tinggi. Ukuran plat pintu DAM yang sebelumnya 100 cm × 180 cm kini ditambah menjadi 100 cm × 230 cm,” jelas Ranu.
Ketua P3UW Lampung, Mangisar Manurung, menekankan pentingnya air inlet yang optimal bagi keberlanjutan usaha tambak di wilayah Dipasena.
Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan perbaikan dan normalisasi pintu DAM secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan organisasi.
“Perbaikan dan penambahan plat Pintu DAM Sirkulasi di Bumi Dipasena Abadi merupakan bagian dari upaya optimalisasi untuk mengantisipasi banjir rob. Tujuannya agar air dari Sungai Mesuji tidak masuk ke saluran pasok tambak. Kami akan terus melakukan perbaikan secara bertahap, meskipun kondisi keuangan P3UW Lampung masih terbatas,” tutur Manurung.
Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan tambak terhadap perubahan kondisi pasang surut, sehingga kegiatan budidaya udang dapat terus berjalan dengan baik dan berkelanjutan.