Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Upaya untuk meningkatkan produksi pertanian tidak terlepas dari peran krusial dalam mendeteksi patogen pada benih.
Keberadaan patogen benih menjadi ancaman serius terhadap kesehatan tanaman dan dapat berdampak negatif pada hasil panen yang dihasilkan.
Dalam menghadapi tantangan ini, para peneliti pertanian, khususnya dari Prodi Teknologi Perbenihan Politeknik Negeri Lampung (Polinela), fokus pada pengembangan teknologi deteksi patogen benih.
Tim penelitian yang terdiri dari Dr. Soraya Kahfy, Ari Wahyuni, M.Si, dan Septiana, S.P., M.Si, secara khusus mengeksplorasi virus dan jamur yang menyerang tanaman kedelai.
Patogen benih dapat berupa berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur, dan nematoda.
Deteksi dini terhadap patogen benih menjadi sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kesehatan tanaman sejak awal pertumbuhan.
Dr. Soraya menyoroti pentingnya produksi benih kedelai di Indonesia. Beliau mengungkapkan, “Produksi benih kedelai masih jarang, karena kita lebih sering mengimpor kedelai dari luar negeri.”
Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi benih kedelai adalah penggunaan benih yang terkena patogen tular benih, yang secara signifikan dapat menurunkan mutu benih.
Dalam upaya mengatasi kerugian tersebut, Dr. Soraya menekankan perlunya identifikasi patogen tular benih yang menyebabkan penyakit pada benih kedelai.
Hal ini diharapkan dapat menghasilkan benih yang lebih sehat dan aman untuk dibudidayakan.
Metode deteksi patogen yang dikembangkan oleh tim penelitian mencakup liquid assay dan growing on test.
Liquid assay melibatkan isolasi media pertumbuhan jamur patogen pada Potato Dextros Agar (PDA), sedangkan growing on test menggunakan pasir steril dan perkecambahan benih kedelai dengan kertas stensil.
Proses deteksi melibatkan langkah-langkah seperti pencucian benih kedelai dengan NaOCl 1%, pembilasan dengan aquades steril, penghancuran benih menjadi suspensi menggunakan grinder, dan isolasi pada media PDA.
“Hasil pemeriksaan secara manual mengungkapkan ciri khas dari morfologi ke spora Sclerotium sp.,” ungkap Dr. Soraya, sambil menjelaskan bahwa jamur ini menjadi penyebab penyakit busuk pangkal batang pada kedelai, yang dapat tersebar melalui benih kedelai.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan yang berharga untuk melindungi tanaman kedelai dari ancaman patogen benih, membuka jalan bagi peningkatan produksi pertanian yang berkelanjutan dan berkualitas.