BERITA

Musik Saat Membaca Al Fatihah: MUI Menyampaikan Teguran kepada Ahmad Dhani atas Potensi Penistaan Alquran

42
×

Musik Saat Membaca Al Fatihah: MUI Menyampaikan Teguran kepada Ahmad Dhani atas Potensi Penistaan Alquran

Sebarkan artikel ini
Baca Al Fatihah Diiringi Musik, MUI Tegur Ahmad Dhani karena Berisiko Penistaan Alquran
Baca Al Fatihah Diiringi Musik, MUI Tegur Ahmad Dhani karena Berisiko Penistaan Alquran

Media90 – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam (SBPI), KH Jeje Zaenudin, memberikan tanggapan terhadap viralnya video Ahmad Dhani yang membaca Surat Al Fatihah diiringi musik. Video berdurasi 1 menit 28 detik tersebut menjadi sorotan setelah tersebar luas di media sosial.

Kyai Jeje menilai bahwa tindakan Ahmad Dhani tersebut melanggar syariat Islam. Ia mengingatkan bahwa seni seharusnya tidak bertentangan dengan norma-norma syariat, apalagi sampai terjerumus dalam praktik yang dapat dipersepsikan sebagai penodaan atau penistaan terhadap kitab suci.

“Saya menduga mungkin niat awalnya baik, ingin membacakan surat Al Fatihah. Tetapi sangat disesalkan tempatnya, acara, dan tatacaranya justru bertentangan dengan kemuliaan dan kesucian Alquran. Membaca surat Al Fatihah dengan menyesuaikan nada lagu dan diiringi musik adalah sesuatu yang tidak pantas,” ungkap Kyai Jeje dalam keterangannya pada Rabu (2/10/2024).

Kyai Jeje kemudian meminta agar rekaman tersebut dihapus dari media sosial. Ia juga menekankan pentingnya Ahmad Dhani untuk melakukan klarifikasi dan meminta maaf.

Baca Juga:  Menakjubkan! Formasi CPNS 2023 Melebihi 1 Juta, Terungkap Detail ASN yang Dibutuhkan di Setiap Bidang

Menurutnya, tindakan tersebut berisiko dipahami sebagai penistaan atau pelecehan terhadap keagungan Alquran.

“Dari kejadian ini, semoga pelakunya menyadari kesalahannya dan memperbaiki sikapnya sebagai sebuah kekhilafan. Hal ini penting untuk menghindari ketersinggungan, kontroversi, dan keributan di kalangan umat Islam,” tuturnya.

Melalui pernyataan ini, MUI berharap bahwa peristiwa semacam ini tidak terulang dan dapat memberikan pelajaran berharga bagi semua pihak tentang pentingnya menghormati kitab suci dalam setiap aspek kehidupan, termasuk seni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *