Media90 – Gubernur Lampung terpilih, Rahmat Mirzani Djausal (RMD), melaksanakan kunjungan kerja ke Desa Bumi Daya dan Rejomulyo, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, pada Rabu (22/1/2025).
Kunjungan tersebut bertujuan untuk meninjau langsung pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), termasuk unit penggilingan padi yang menjadi salah satu unggulan desa dalam meningkatkan nilai tambah hasil pertanian.
Dalam kunjungannya, Rahmat Mirzani Djausal didampingi oleh anggota DPRD Lampung dari daerah pemilihan (Dapil) Lampung Selatan, Lesty Putri Utami, serta CEO Inkubator Desa Cerdas (IDC), Davit Kurniawan.
“BUMDes memiliki peran strategis sebagai motor penggerak ekonomi desa. Dengan pendampingan dan pelatihan yang baik, saya yakin BUMDes dapat menjadi salah satu contoh sukses di Provinsi Lampung,” kata Rahmat Mirzani Djausal.
Fokus pada Hilirisasi dan Nilai Tambah Produk Desa
Mirza menekankan pentingnya meningkatkan nilai tambah pada komoditas desa. Selama ini, banyak hasil pertanian desa yang dijual dalam bentuk bahan mentah.
Ia berkomitmen untuk mendorong hilirisasi di desa melalui pengolahan hasil tani dan pembangunan pabrik pengolahan lokal.
“Kami ingin agar nilai tambah produk desa tetap dinikmati oleh masyarakat desa itu sendiri. Ke depan, kami akan dorong pengolahan hasil tani secara lokal agar mampu meningkatkan pendapatan petani,” ujar Mirza.
Selain itu, Mirza juga mengungkapkan bahwa program 100 hari kerja pemerintahannya akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur, peningkatan konektivitas internet, serta dukungan teknologi seperti penyediaan alat pengering (dryer) untuk menjaga kualitas hasil panen.
“Kami ingin memastikan hasil pertanian desa dapat bersaing di pasar yang lebih luas. Jika pendapatan petani meningkat, anak-anak muda akan lebih tertarik untuk kembali ke desa dan berkontribusi pada pembangunan,” tambahnya.
Inovasi dan Kolaborasi untuk Desa Mandiri
Dalam kesempatan tersebut, Mirza juga mengajak kepala desa dan masyarakat untuk terus berinovasi dan bersinergi dalam menciptakan desa yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
Kepala Desa Bumi Daya, Dudi Hermana, menyambut baik kunjungan tersebut dan berharap dukungan dari pemerintah provinsi dapat membawa dampak positif bagi pengembangan desa.
“Kami yakin dengan sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan desa, Bumi Daya dapat menjadi desa mandiri dan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya di Lampung,” ungkap Dudi Hermana.
Dudi juga menjelaskan bahwa desanya masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk angka pengangguran yang tinggi dan tingkat kemiskinan sebesar 25 persen.
Menurutnya, pengelolaan BUMDes, seperti unit penggilingan padi, merupakan langkah konkret dalam menggerakkan roda perekonomian desa.
Pentingnya Digitalisasi dalam Pengelolaan Desa
CEO Inkubator Desa Cerdas (IDC), Davit Kurniawan, turut menyoroti pentingnya digitalisasi dalam tata kelola desa.
Menurutnya, digitalisasi tidak hanya mempermudah pelayanan dan meningkatkan transparansi, tetapi juga membuka peluang pemasaran produk desa ke pasar yang lebih luas.
“Desa harus siap beradaptasi dengan teknologi agar mampu bersaing di era digital. Digitalisasi akan menjadi kunci untuk mendukung tata kelola desa yang modern,” ujar Davit Kurniawan.
Kunjungan ini menjadi momentum penting untuk mendorong penguatan ekonomi desa melalui BUMDes.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait, diharapkan desa-desa di Lampung mampu berkembang menjadi mandiri dan berdaya saing tinggi.