Media90 – Tim Metaverse Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) baru-baru ini meluncurkan inovasi revolusioner di dunia pendidikan Indonesia dengan peluncuran Metaschool di SMA Al Kautsar.
Acara bersejarah ini dilaksanakan pada Kamis, 22 Agustus 2024, di ruang rapat Kantor Yayasan Al Kautsar, Bandar Lampung.
Dengan peluncuran Metaschool ini, SMA Al Kautsar menjadi sekolah pertama di Indonesia yang mengadopsi teknologi pembelajaran berbasis metaverse, membuka era baru dalam pendidikan virtual di tanah air.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari Universitas Teknokrat Indonesia, termasuk Wakil Rektor Dr. H. Mahathir Muhammad, S.E., M.M., Wakil Rektor Bidang Akademik Achmad Yudi Wahyudin, M.Pd., Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Umum Dr. Ryan Randy Suryono, M.Kom., serta dosen Metaverse UTI Yuri Rahmanto, M.Kom.
Selain itu, tujuh mahasiswa dari Program Studi S-1 Informatika yang tergabung dalam Tim Metaverse juga turut hadir.
Dari pihak SMA Al Kautsar, acara ini dihadiri oleh Ketua Yayasan Al Kautsar Wagiso, S.E., M.M., Kepala SMA Al Kautsar Eko Anzair, M.Si., bersama dengan jajaran pengurus yayasan, dewan guru, serta perwakilan siswa-siswi SMA Al Kautsar.
Dalam sambutannya, Dr. H. Mahathir Muhammad menyatakan kebanggaannya terhadap peluncuran Metaschool.
Ia berharap teknologi metaverse yang diterapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Al Kautsar.
“Kami sangat bangga bisa meluncurkan program ini di Al Kautsar. Teknologi metaverse diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan mendalam bagi siswa,” ujarnya.
Yuri Rahmanto, M.Kom., yang juga menjabat sebagai Direktur CEO Metaverse UTI, menjelaskan bahwa Universitas Teknokrat Indonesia telah mengembangkan 12 pusat unggulan, salah satunya adalah Metaverse Center of Excellence.
Pusat unggulan ini mencakup dosen, staf struktural, dan mahasiswa yang memiliki keahlian dalam informatika, pemodelan perangkat tiga dimensi (3D), serta pengembangan perangkat lunak dan game.
“Universitas Teknokrat Indonesia memiliki delapan mahasiswa inti yang terlibat dalam struktur tim metaverse, ditambah dengan mahasiswa lain yang memiliki kemampuan dasar dalam 3D modeling dan pengembangan perangkat lunak. Mereka merupakan bagian penting dari pengembangan metaverse di UTI,” jelas Yuri.
Lebih lanjut, Yuri menjelaskan bahwa Metaverse UTI kini berkembang ke dalam enam sektor utama: pendidikan, pelayanan publik, pariwisata, hiburan, arsitektur, dan pemasaran.
“Tahun lalu, kami hanya memiliki satu sektor virtual, yaitu pusat perbelanjaan. Namun kini, kami telah berkembang menjadi enam sektor, masing-masing dengan ruang virtual yang dirancang khusus untuk berbagai kebutuhan,” tambahnya.
Pada sektor pendidikan, Metaverse UTI telah mengembangkan berbagai fasilitas virtual, seperti ruang kelas, ruang sidang, ruang pertemuan, dan bahkan game edukasi virtual.
Langkah ini tidak hanya menunjukkan kemajuan teknologi di Indonesia, tetapi juga menjadi contoh konkret penerapan teknologi canggih untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Peluncuran Metaschool di SMA Al Kautsar menandai langkah awal dalam pemanfaatan teknologi metaverse di sektor pendidikan Indonesia.
Dengan adanya teknologi ini, diharapkan proses belajar mengajar dapat menjadi lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Universitas Teknokrat Indonesia bersama SMA Al Kautsar berkomitmen untuk terus mengembangkan dan menyempurnakan teknologi metaverse agar dapat memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia di masa depan.