Media90 – Pemerintah Provinsi Lampung tengah menggulirkan inisiatif ambisius untuk mengembangkan sentra bawang merah di beberapa daerah strategis.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan bawang merah dari Brebes dan meningkatkan kemandirian pangan lokal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya untuk memanfaatkan potensi lahan di Lampung agar lebih produktif.
Pengembangan awal mencakup lahan seluas 150 hektare yang tersebar di beberapa lokasi, termasuk Desa Ruguk di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan; Desa Ambarawa di Kecamatan Ambarawa, Pringsewu; dan daerah lain di Kabupaten Tanggamus.
“Untuk tahap pertama ini, lahan yang digunakan cukup luas, sekitar 150 hektare. Di Desa Ruguk saja, lahan yang digunakan mencapai 50 hektare. Namun, penanaman bawang merah dilakukan secara bertahap dan tidak serempak, mengingat lokasi yang berbeda-beda,” jelas Bani Ispriyanto pada Sabtu (20/7/2024).
Pengembangan sentra bawang merah ini tidak hanya berfokus pada produksi tetapi juga pada pembenihan. Program Desa Mandiri Bawang Merah diharapkan dapat menciptakan pusat pembenihan bawang merah meskipun masih dalam skala kecil.
“Saat ini, ini bukan hanya demplot, melainkan lahan yang sudah ditanam dan bahkan telah dipanen beberapa waktu lalu,” ujar Bani.
Para petani di daerah-daerah yang dikembangkan ini telah mendapatkan pelatihan dan alih teknologi dari sentra bawang merah yang ada di Jawa, seperti Brebes.
Harapannya, lahan-lahan tersebut dapat memberikan hasil yang optimal dan meningkatkan produksi bawang merah di Provinsi Lampung.
Bani juga mengungkapkan bahwa pengembangan ini merupakan respons terhadap fluktuasi harga bawang merah yang seringkali memicu inflasi.
“Kita menyadari bahwa bawang merah sering menyebabkan gejolak harga yang dapat berkontribusi pada inflasi. Oleh karena itu, kami berupaya untuk menciptakan stabilitas ketersediaan bawang merah melalui pengembangan sentra ini,” katanya.
Inisiatif ini merupakan bagian dari Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), sebuah kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Lampung, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), dan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung.
“Pengembangan sentra bawang merah ini bukan hanya untuk meningkatkan produksi tetapi juga untuk menyediakan benih melalui program desa mandiri benih,” tutup Bani.
Dengan langkah ini, diharapkan Lampung tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan bawang merah lokal tetapi juga berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan di daerah tersebut.