Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Efek musim kemarau yang berkepanjangan kembali menghantui sejumlah pasar di wilayah Bandar Lampung, dengan harga komoditas pangan seperti bawang merah, bawang putih, dan sayuran melonjak tajam.
Sejumlah petani di daerah ini dilanda gagal panen, memberikan tekanan kuat pada pasokan dan harga.
Adit, seorang pedagang bawang di Pasar Way Halim, Bandar Lampung, mengungkapkan bahwa harga bawang merah mengalami lonjakan yang cukup signifikan.
“Harga bawang merah, ini kalau naik memang cepat, tapi kalau turun memang sedikit lama, mungkin faktor cuaca juga. Dulu pernah naik sampai Rp35 ribu perkilonya,” ungkap Adit. Harga bawang merah yang semula Rp25 ribu per kilogram, kini mencapai Rp28.000 per kilogram.
Pasar Tempel Sukarame juga melaporkan kenaikan harga, meskipun dalam skala yang lebih moderat.
Rizki, seorang pedagang bawang di pasar ini, menyebutkan, “Bawang merah kami jual Rp20 ribu per kilogramnya, sementara untuk bawang putih dijual Rp35 ribu per kilogramnya. Ini sedikit mengalami kenaikan, karena faktor cuaca.”
Faktor cuaca yang merujuk pada musim kemarau panjang telah memberikan dampak negatif pada kualitas panen yang kurang baik, yang pada gilirannya mengakibatkan kenaikan harga komoditas pangan.
Para petani terpaksa menghadapi kendala dalam upaya mereka untuk mempertahankan hasil panen yang memadai.
Di sisi lain, lonjakan harga juga terlihat pada komoditas sayuran. Sayuran seperti kangkung dan sawi mengalami kenaikan yang signifikan selama musim kemarau ini.
Bahkan, jenis labu yang sebelumnya dijual seharga Rp8 ribu per kilogram, kini telah melonjak menjadi Rp12 ribu per kilogram.
Harga timun juga mengalami kenaikan, dengan harga yang semula Rp6 ribu per kilogram, kini mencapai Rp9 ribu per kilogram.
Kenaikan harga komoditas pangan ini menjadi keprihatinan masyarakat Bandar Lampung, yang harus menghadapi tekanan ekonomi akibat perubahan harga yang tajam.
Pemerintah setempat diharapkan segera mengambil tindakan untuk membantu para petani dan mengendalikan gejolak harga selama musim kemarau yang berkepanjangan ini.