Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Kelangkaan gas Elpiji 3 kg di Lampung Timur semakin memburuk tanpa adanya tindakan dari pemerintah setempat untuk mengatasi masalah ini.
Warga terpaksa beralih memasak menggunakan kayu bakar sebagai solusi sementara.
Indah, seorang warga Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur, mengungkapkan bahwa sudah tiga hari ini dia terpaksa memasak dengan kayu bakar.
Dia memilih mengumpulkan pelepah kelapa dari kebun untuk digunakan sebagai bahan bakar memasak.
“Sudah tiga hari ini tak ada gas Elpiji 3 kg, terpaksa memasak pakai kayu. Di warung tempat biasa beli ngak ada gas. Biasanya saya beli Rp25 ribu per tabung, tapi ini barangnya ngak ada,” ujar Indah pada Selasa (9/4/2024).
Indah juga menyampaikan bahwa hampir semua tetangganya di Tanjung Harapan kini terpaksa menggunakan kayu bakar.
Dia mengaku kesulitan karena harus menyiapkan menu Lebaran dengan kondisi yang tidak mendukung. “Barusan masak rendang juga pakai kayu bakar,” tambahnya.
Dampak dari kelangkaan gas Elpiji ini membuat Indah terpaksa memasak di kandang kambingnya karena dapur rumahnya tidak dapat digunakan untuk memasak dengan kayu bakar.
“Tiga hari ini terpaksa masak di kandang kambing samping rumah karena tak ada gas,” keluhnya.
Dia bahkan sudah berkeliling hingga ke Kecamatan Sekampung untuk mencari gas Elpiji 3 kg.
Namun, dia hanya mendapatkan tiga tabung dari agen, yang sayangnya tidak dijual dan hanya untuk pemakaian pribadi oleh penjualnya.
Di sejumlah grup Facebook warga Lampung Timur, kelangkaan ini telah menjadi perbincangan yang meresahkan warga, terutama menjelang Lebaran.
Banyak netizen yang menuding adanya praktik kelicikan dan mafia gas Elpiji di Lampung Timur.
Seorang netizen bernama Iwan, dalam grup Lampung Timur News, mengecam tindakan oknum yang memanfaatkan situasi menjelang Lebaran dengan menimbun gas Elpiji.
“Orang-orang seperti itu yang membuat masyarakat kesulitan,” tulisnya.
Sementara itu, Yuni Theloverzie, seorang netizen lainnya, menyoroti kenaikan harga gas Elpiji menjadi Rp30 ribu hingga Rp40 ribu dari Harga Eceran Tertinggi (HET) seharusnya Rp18 ribu.
“Harga gas LPG 28 sampai 30 ribu di agen atau di warung itu sulit. Benar-benar miris. Mengapa sebelum puasa semuanya normal, tapi begitu memasuki bulan puasa menjadi sulit sekali,” tulisnya.
Kelangkaan gas Elpiji 3 kg di Lampung Timur bukan hanya menjadi masalah praktis bagi warga, tetapi juga mempengaruhi ekonomi rumah tangga dengan adanya kenaikan harga yang signifikan.
Masyarakat menantikan tindakan konkret dari pemerintah setempat untuk mengatasi krisis ini dan memastikan ketersediaan gas Elpiji yang memadai bagi semua.