BERITA

Kewaspadaan Masyarakat Pesisir dan Nelayan di Sekitar Gunung Anak Krakatau pada Status Level III Siaga

301
×

Kewaspadaan Masyarakat Pesisir dan Nelayan di Sekitar Gunung Anak Krakatau pada Status Level III Siaga

Sebarkan artikel ini
Status Level III Siaga, Masyarakat Pesisir dan Nelayan Sekitar Gunung Anak Krakatau Diminta Waspada
Status Level III Siaga, Masyarakat Pesisir dan Nelayan Sekitar Gunung Anak Krakatau Diminta Waspada

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Polda Banten memberikan himbauan kepada masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, baik di wilayah Banten maupun Lampung, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) di Perairan Selat Sunda.

Kombes Didik Hariyanto, Kabid Humas Polda Banten, mengungkapkan bahwa langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi letusan gunung api tersebut.

Berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas erupsi GAK telah tercatat sejak Selasa (5/12/2023).

“Erupsi ini terdeteksi melalui seismogram, dengan amplitudo maksimum mencapai 63 mm dan durasi sekitar 41 detik,” jelas Kombes Didik Hariyanto pada keterangan resminya, Rabu (6/12/2023).

Erupsi yang terjadi sejak Selasa lalu merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya, GAK melepaskan abu vulkanik pada Minggu (3/12/2023) pukul 09.08 WIB.

Baca Juga:  Erupsi Gunung Anak Krakatau Selama Tiga Hari Berturut-Turut, Kolam Letusan Mencapai Ketinggian 3.000 Meter

PVMBG mencatat bahwa erupsi tersebut terekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 72 milimeter dan durasi sekitar 34 detik.

Dalam menghadapi peristiwa ini, Polda Banten mengimbau nelayan dan warga pesisir untuk tidak mendekati GAK atau melakukan aktivitas di dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif gunung tersebut.

“Saat ini, Gunung Anak Krakatau berada pada Level III siaga. Kami menghimbau kepada warga di pesisir, khususnya para nelayan, agar tetap berada dalam jarak aman, yaitu tidak mendekati gunung dalam radius lima kilometer,” tegas Didik Hariyanto.

Sejak pertama kali muncul pada Juni 1927, Gunung Anak Krakatau telah mengalami sejumlah erupsi. Kejadian ini menyebabkan pertumbuhan dan peningkatan ketinggian gunung tersebut.

Letusan Gunung Anak Krakatau umumnya bersifat eksplosif dan efusif, dengan periode istirahat antara satu hingga enam tahun.

Baca Juga:  Serangan Menyasar Markas Polda Lampung Mendekati Hari Raya, Kabid Humas: Penyelidikan Masih Berlangsung

Masyarakat di sekitarnya diharapkan tetap waspada dan mengikuti petunjuk dari pihak berwenang demi keselamatan bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *