Media90 – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan keinginannya untuk mengajak Band Sukatani, band punk asal Purbalingga, menjadi duta kepolisian.
Tawaran tersebut diajukan dengan syarat bahwa Sukatani berkenan menerima kesempatan tersebut.
Sigit berharap Sukatani dapat membantu memperbaiki institusi kepolisian sekaligus mencegah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh oknum anggotanya.
“Nanti kalau Band Sukatani berkenan, akan kami jadikan juri atau band duta untuk Polri. Terus membangun kritik demi koreksi dan perbaikan terhadap institusi serta mengevaluasi perilaku oknum Polri yang masih menyimpang secara berkelanjutan,” ujar Listyo kepada wartawan pada Minggu, 23 Februari 2025.
Melalui ajakannya, Kapolri menegaskan bahwa Polri tidak anti kritik. Justru sebaliknya, Polri terbuka menerima kritik dan saran sebagai bagian dari upaya mereka untuk bertransformasi menjadi lembaga yang lebih baik.
“Ini bagian dari komitmen kami untuk terus berbenah menjadi organisasi yang adaptif menerima koreksi, demi menjadi organisasi modern yang melakukan perubahan dan perbaikan secara terus-menerus,” tambah Listyo.
Sebelumnya, Band Sukatani sempat menjadi sorotan publik setelah dikabarkan mengalami intimidasi dari pihak kepolisian menyusul penampilan mereka yang viral.
Setelah insiden tersebut, band ini menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada pihak kepolisian melalui sebuah video.
Dalam video itu, para anggota Sukatani yang biasanya tampil bertopeng, terpaksa menunjukkan wajah mereka.
Nasir Djamil, anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, juga mendukung langkah Kapolri.
Nasir bahkan mengusulkan agar Kapolri menjadikan vokalis Sukatani, Novi Citra Idriyati, sebagai duta Polri untuk membantu mengembalikan citra kepolisian di mata masyarakat.
Ia juga menyampaikan kekhawatirannya terkait kabar bahwa Novi Citra dipecat dari sekolah tempatnya mengajar karena kontroversi ini.
“Bahkan saya usulkan kepada Kapolri agar kelompok Band Sukatani dijadikan duta Polri untuk mengembalikan citra Polri Presisi,” ujar Nasir pada Sabtu, 22 Februari 2025.
Nasir juga menegaskan bahwa jika kabar pemecatan tersebut benar, maka tindakan itu melanggar hak asasi manusia dan merendahkan profesi guru.
Sementara itu, vokalis band D’Masiv, Rian Ekky Pradipta, turut angkat bicara mengenai kasus ini.
Ia menyayangkan keputusan Sukatani menarik lagu “Bayar Bayar Bayar,” yang liriknya berisi kritik terhadap praktik pungli oleh oknum polisi, dari layanan streaming.
Rian menekankan bahwa karya seni adalah media untuk menyuarakan pengalaman pribadi, dan pembatasan terhadap karya seni tidak seharusnya dilakukan.
“Lagu adalah bentuk ekspresi, dan menurut saya, sangat disayangkan jika harus ditarik hanya karena menimbulkan kontroversi,” ujar Rian.