BERITA

Jembatan Penghubung Kotabaru Jati Agung – Lampung Timur Dua Tahun Rusak, Warga Rutin Swadaya Buat Jembatan Darurat

67
×

Jembatan Penghubung Kotabaru Jati Agung – Lampung Timur Dua Tahun Rusak, Warga Rutin Swadaya Buat Jembatan Darurat

Sebarkan artikel ini
Jembatan Penghubung Kotabaru Jati Agung – Lampung Timur Dua Tahun Ambruk, Warga Hampir Tiap Bulan Swadaya Bikin Jembatan Darurat
Jembatan Penghubung Kotabaru Jati Agung – Lampung Timur Dua Tahun Ambruk, Warga Hampir Tiap Bulan Swadaya Bikin Jembatan Darurat

Media90 – Jembatan penghubung antara Purwotani, Kotabaru, Jati Agung, Lampung Selatan, dan Desa Sindang Anom, Sekampung Udik, Lampung Timur, telah hampir dua tahun terputus tanpa adanya perbaikan.

Jembatan yang menjadi akses utama bagi dua kabupaten ini awalnya dibangun pada tahun 1970-an oleh PT Mitsugoro.

Namun, kerusakan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir akhirnya menyebabkan jembatan tersebut ambruk secara permanen, dan hingga kini belum ada upaya perbaikan dari pihak berwenang.

Akibat ambruknya jembatan ini, aktivitas perekonomian warga di sekitar area tersebut terganggu, terutama bagi para petani dan pelajar yang harus memutar jauh untuk mencapai tujuan mereka.

Menyadari pentingnya akses tersebut, masyarakat dari dua desa di Lampung Selatan dan Lampung Timur memutuskan untuk bergotong royong membangun jembatan darurat menggunakan kayu batang pohon kelapa.

Sayangnya, jembatan darurat ini hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua, sementara kendaraan roda empat harus mengambil jalur yang lebih jauh.

Ahmad, seorang warga Desa Purwotani, mengungkapkan bahwa jembatan tersebut ambruk pada akhir tahun 2022.

Baca Juga:  Bincang Kebangsaan: BEM IIB Darmajaya Mengundang Mahasiswa untuk Membahas Isu Terkini bersama Fahri Hamzah

Sejak saat itu, warga secara sukarela membangun jembatan darurat meskipun hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.

“Ini adalah akses utama bagi para petani, pekerja, dan pelajar. Karena harus memutar jauh, warga akhirnya bergotong royong membangun jembatan darurat,” kata Ahmad saat melintasi jembatan darurat tersebut pada Kamis, 15 Agustus 2024.

Meski jembatan darurat telah dibangun, warga tetap merasa khawatir setiap kali melintas, terutama saat musim hujan.

Air sungai yang meluap seringkali menyeret jembatan tersebut.

“Jembatan darurat ini hanya bisa dilalui satu arah, jadi harus bergantian. Yang lebih merepotkan lagi, jika hujan deras, air sering meluap ke jembatan bahkan menghanyutkannya. Hampir tiap bulan kami harus bergotong royong memperbaikinya,” ujar Ahmad.

Hari, seorang warga yang sering menggunakan jembatan tersebut, juga menyampaikan harapannya agar pemerintah segera membangun jembatan permanen.

Baca Juga:  Meriahkan HUT RI ke-78, Wali Kota Bandar Lampung Bagikan Ribuan Bendera Merah Putih Gratis untuk Masyarakat!

“Saya dan anak saya sering lewat sini pagi-pagi, pasti ada rasa was-was, terutama saat hujan. Jalannya licin dan jembatan ini kadang hampir terendam air,” ungkap Hari.

Senada dengan itu, Andi, seorang pelajar dari Sekolah Lentera Harapan, Jati Agung, Lampung Selatan, yang setiap hari melewati jembatan ini, mengatakan bahwa jembatan permanen sangat dibutuhkan.

“Sudah hampir dua tahun tidak ada jembatan permanen. Sebelum ada jembatan darurat, saya harus memutar jauh, terutama saat hujan deras,” ujar Andi.

Mardi, seorang petani yang ladangnya berada di sekitar wilayah tersebut, juga berharap agar pemerintah segera melanjutkan pembangunan jembatan permanen.

“Jembatan ini satu-satunya akses bagi petani, pelajar, dan warga lainnya. Kami berharap pemerintah segera melanjutkan pembangunan jembatan supaya kami tidak kesulitan membawa hasil panen,” sebut Mardi.

Dari pantauan di lokasi, terlihat bahwa jembatan tersebut merupakan akses utama bagi warga Desa Purwotani, Jati Agung, Lampung Selatan, serta Desa Sindang Anom, Sekampung Udik, Lampung Timur.

Baca Juga:  Peluncuran Sertifikat Elektronik "Sentuh Tanahku": Menteri ATR/BPN Dorong Efisiensi dan Keamanan Pertanahan di Indonesia

Mayoritas yang melintasi jembatan ini adalah para petani yang membawa hasil taninya atau peternak yang mengangkut rumput dari ladang.

Meski demikian, sudah ada dua penyangga yang dicor pada akhir 2023, namun pembangunannya terhenti dan belum dilanjutkan hingga sekarang.

Warga berharap, proyek pembangunan jembatan tersebut dapat segera dilanjutkan sehingga mobilitas warga, petani, dan pelajar di wilayah ini dapat kembali lancar tanpa hambatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *