Media90 – Dalam upaya meningkatkan potensi peternakan, khususnya pada komoditas ayam petelur, tim peneliti dari Program Studi Teknologi Pakan Ternak, Politeknik Negeri Lampung (Polinela) tengah mengembangkan riset terkait program pengelolaan manajemen kesehatan ternak.
Penelitian ini dipimpin oleh drh. Vindo Rossy Pertiwi, M.Si., dan berfokus pada pengendalian penyakit di Teaching Factory Layer (Tefa Layer) Polinela, sebuah fasilitas pembelajaran yang mengintegrasikan praktik dan teori dalam dunia peternakan.
Riset ini merupakan kolaborasi antara Program Studi Teknologi Pakan Ternak dan Teknologi Produksi Ternak, yang melibatkan beberapa dosen ahli, termasuk Dr. Nurhayati, S.Pt., M.P., Ir. Rikardo Silaban, S.Pt., M.Si., IPM., Intan Kamilia Habsari, S.Pt., M.Pt., serta Nurul Azizah Usman, S.Pt., M.Pt.
Mahasiswa juga ikut berperan aktif dalam penelitian ini, yang didanai oleh DIPA Polinela tahun 2024, menunjukkan komitmen penuh institusi terhadap inovasi di bidang peternakan.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberhasilan vaksinasi pada ayam petelur dengan memantau respons antibodi terhadap penyakit Avian Influenza (AI), Newcastle Disease (ND), dan Infectious Bronchitis (IB).
Pengujian dilakukan melalui metode Haemaglutinasi dan Haemaglutinasi Inhibisi, yang memungkinkan penilaian efektivitas vaksinasi dalam melindungi ayam dari penyakit-penyakit tersebut.
Selama ini, program vaksinasi seringkali tidak diikuti oleh pemantauan titer, yang menyebabkan sulitnya menilai keberhasilan vaksinasi.
Ketiga penyakit ini memiliki gejala yang mirip ketika menginfeksi ayam, baik ayam pedaging maupun petelur.
“Namun, ada satu gejala khas pada ayam petelur, yaitu penurunan produksi telur. Gejala ini seringkali tidak disadari sebagai dampak dari infeksi, yang akhirnya mengakibatkan kerugian produktivitas,” ujar drh. Vindo Rossy, pada Selasa (20/8/2024).
Sebagai salah satu perguruan tinggi vokasi terkemuka, Polinela, dengan pendekatan 70% praktik dan 30% teori, berupaya memantau keberhasilan vaksinasi melalui peningkatan produktivitas ayam petelur sebagai indikator utama. Drh. Vindo Rossy Pertiwi, M.Si., menekankan pentingnya evaluasi rutin pasca vaksinasi.
“Polinela, khususnya Jurusan Peternakan, telah memiliki Teaching Factory Ayam Petelur sejak 2020. Pada awalnya, jumlah ayam yang dipelihara sebanyak 200 ekor, dengan produksi mencapai 80%. Namun, produksi terus menurun hingga 30%, diduga akibat infeksi virus seperti AI, ND, atau IB,” jelasnya.
Menurut drh. Vindo, kegagalan vaksinasi dapat menjadi permasalahan serius jika tidak ada evaluasi rutin.
Ketidakmampuan dalam mengevaluasi respon kekebalan ayam pasca vaksinasi dapat menyebabkan ketidakefektifan vaksin dan penurunan produksi yang signifikan.
Oleh karena itu, evaluasi rutin diperlukan untuk mengukur tingkat proteksi atau imunitas ayam petelur pasca vaksinasi.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Tefa Petelur Polinela. Dengan mengetahui respon imunologis ayam terhadap AI, IB, dan ND, program vaksinasi di masa depan dapat direncanakan lebih baik.
Selain membantu dalam diagnosa penyakit, penelitian ini juga memberikan dasar kuat untuk tindakan medis lebih lanjut.
Penelitian ini juga memiliki implikasi penting bagi pemahaman tentang potensi patogenitas penyakit viral, yang dapat berdampak tidak hanya pada hewan tetapi juga pada kesehatan manusia, mengingat beberapa penyakit unggas bersifat zoonosis.
Dengan dukungan Polinela, penelitian ini menunjukkan komitmen institusi dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas di sektor peternakan, serta memberikan kontribusi nyata dalam dunia akademis dan industri peternakan di Indonesia.