Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mencatat adanya serangkaian erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, mulai dari Jumat (9/6/2023) hingga Minggu (11/6/2023) sekitar pukul 08.30 WIB. Bahkan pada Sabtu (10/6/2023), tercatat tujuh kali letusan dari kawah Gunung Anak Krakatau.
Pada hari Minggu (11/6/2023) dini hari sekitar pukul 00:30 WIB, tinggi kolom letusan teramati mencapai sekitar 2.000 meter di atas puncak gunung (sekitar 2.157 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dan memiliki intensitas yang tebal mengarah ke arah barat laut. Erupsi ini tercatat dalam seismograf dengan amplitudo maksimum mencapai 65 mm dan durasi erupsi sekitar 436 detik.
Sementara itu, pada Sabtu (10/6/2023), kondisi erupsi bervariasi dengan tinggi mulai dari 500 hingga 3.000 meter.
Jumono, Petugas Pos Pantau Gunung Anak Krakatau, melaporkan bahwa asap dari kawah utama berwarna putih, kelabu, dan cokelat dengan intensitas sedang hingga tebal, mencapai ketinggian sekitar 25 hingga 350 meter dari puncak gunung. Laporan ini dikutip dari Antara dan dilansir oleh Suara.com.
Tujuh kali letusan tersebut juga disertai oleh aktivitas gempa yang tercatat melalui seismogram dengan amplitudo berkisar antara 29 hingga 75 milimeter, dan durasi gempa antara 25 hingga 802 detik.
Selain itu, PVMBG juga merekam satu kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 21 milimeter dan durasi sembilan detik.
Terdapat juga satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 49 milimeter, S-P 4,1 detik, dan durasi gempa 42 detik, serta gempa tremor menerus dengan amplitudo antara 2 hingga 51 milimeter, namun yang dominan adalah 10 milimeter.
Saat ini, Gunung Anak Krakatau berada pada status level III atau siaga dengan rekomendasi kepada masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki untuk tidak mendekati gunung api tersebut atau melakukan aktivitas di dalam radius lima kilometer dari kawah aktif.
Perlu diketahui bahwa sejak lahirnya Gunung Anak Krakatau pada Juni 1927 hingga saat ini, erupsi telah terjadi berulang kali, yang menyebabkan pertumbuhan gunung ini semakin besar dan tingginya mencapai 157 meter di atas permukaan laut.