BERITA

Dosen Universitas Malahayati Ciptakan Cookies dan Permen Jelly dari Ekstrak Temulawak dan Madu untuk Meningkatkan Nafsu Makan Anak

5
×

Dosen Universitas Malahayati Ciptakan Cookies dan Permen Jelly dari Ekstrak Temulawak dan Madu untuk Meningkatkan Nafsu Makan Anak

Sebarkan artikel ini
Inovasi Dosen Universitas Malahayati, Ubah Ekstrak Temulawak dan Madu Jadi Cookies dan Permen Jelly, Tambah Nafsu Makan Anak
Inovasi Dosen Universitas Malahayati, Ubah Ekstrak Temulawak dan Madu Jadi Cookies dan Permen Jelly, Tambah Nafsu Makan Anak

Media90 – Inovasi terbaru dari dosen dan mahasiswa Universitas Malahayati, Bandar Lampung, hadir sebagai solusi bagi orang tua yang kesulitan memberikan temulawak dan madu kepada anak-anak mereka.

Melalui program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM), mereka telah menciptakan produk baru berupa cookies dan permen jelly (gummy) berbahan dasar ekstrak temulawak dan madu, yang dikenal mampu meningkatkan nafsu makan anak, meskipun rasa dan aromanya sering kali kurang disukai oleh anak-anak.

Temulawak dan madu telah lama diakui sebagai bahan alami yang kaya manfaat untuk kesehatan.

Namun, rasa pahit temulawak dan karakteristik madu yang kadang tidak disukai anak-anak membuat banyak orang tua kesulitan untuk memberikannya secara langsung.

Menanggapi tantangan ini, tim pengabdian dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati menawarkan solusi inovatif dengan mengubah kedua bahan tersebut menjadi camilan yang lebih menarik dan ramah anak.

Kegiatan ini dilaksanakan di Panti Asuhan Yatim Piatu dan Du’afa Mahmudah Kemiling, Bandar Lampung, pada Jumat (27/9/2024), di mana sebanyak 30 peserta yang terdiri dari anak-anak dan pengurus panti mengikuti sosialisasi dan pelatihan pembuatan cookies serta permen jelly dari ekstrak temulawak dan madu.

Program ini merupakan bagian dari hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat tahun 2024, yang didanai oleh DRTPM Kemdikbudristek dengan nomor: 065/E5/PG.02.00/PM.BATCH.2/2024.

Baca Juga:  Podcast Unggulan dari Mahasiswa Prodi Bisnis Digital IIB Darmajaya Raih Gelar Juara di Unnes

Tim pengabdian masyarakat ini terdiri dari dosen-dosen dari dua program studi, yaitu Ilmu Keperawatan dan Farmasi.

Mereka termasuk Linawati Novikasari, S.Kep., Ns., M.Kes, dan Setiawati, M.Kep., Sp.Kep, An dari Prodi Keperawatan serta Nofita, M.Si., Apt dari Prodi Farmasi. Dua mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan, Muhammad Rio Saputra dan Ferdika Agustiansyah, juga berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Ketua tim pelaksana, Linawati, dalam sambutannya menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk melatih kemandirian mitra melalui inovasi produk berbahan dasar temulawak dan madu.

Ia menekankan, “Tanaman temulawak sebenarnya mudah ditemukan, namun sering kali hanya dimanfaatkan sebagai TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dan belum diolah secara optimal.”

Baca Juga:  Pria Buron Empat Tahun karena Kasus Jambret Terjaring Polisi Saat Mudik Lebaran Iduladha di Bumi Waras Bandar Lampung

Melalui pelatihan ini, diharapkan peserta dapat menciptakan produk yang lebih ramah anak dan memiliki nilai tambah. KH. Khabibul Muttaqin, S.H., selaku pengurus Panti Asuhan Mahmudah, menyambut baik program ini.

Ia menyatakan, “Kegiatan semacam ini tidak hanya bermanfaat dari segi kesehatan tetapi juga melatih kreativitas dan menambah pengetahuan anak-anak panti. Anak-anak bisa belajar cara membuat makanan yang sehat dan enak dari bahan-bahan yang alami. Ini sangat membantu mereka untuk lebih mandiri dan kreatif.”

Program pelatihan ini tidak berhenti pada tahap sosialisasi. Tim pengabdian juga memberikan bantuan alat produksi kepada panti, seperti oven, kompor gas, mixer, dan cetakan kue, guna mendukung proses produksi cookies dan gummy secara mandiri.

Selain itu, kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan, mencakup pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan, dan evaluasi.

Reza (13), salah satu peserta, memberikan testimoni positif mengenai produk yang dihasilkan.

“Cookies dan gummy dari temulawak dan madu ini rasanya manis, tidak pahit. Bentuknya juga lucu dan kenyal, mirip seperti yupy. Saya sangat senang mengikuti pelatihan ini, dan hasilnya juga enak,” ujarnya dengan semangat.

Baca Juga:  389 SK Pengangkatan PPPK Formasi 2023 Diterima dari Walikota Bandar Lampung

Dari pelaksanaan kegiatan ini, tim pengabdian mencatat peningkatan pengetahuan yang signifikan pada peserta.

Berdasarkan hasil evaluasi, pengetahuan peserta tentang manfaat temulawak dan madu serta cara mengolahnya menjadi produk yang lebih disukai meningkat hingga 85%.

Tim Universitas Malahayati menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Malahayati, yang telah mendukung kegiatan ini melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM).

Mereka juga berterima kasih kepada Panti Asuhan Yatim Piatu dan Du’afa Mahmudah atas partisipasinya dalam program ini.

Dengan adanya program seperti ini, diharapkan inovasi dalam pengolahan bahan-bahan tradisional semakin berkembang, memberikan solusi nyata untuk masyarakat, dan membawa manfaat yang lebih luas di bidang kesehatan dan kemandirian ekonomi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *