Media90 – Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, banjir terus melanda permukiman di sejumlah wilayah di Bandar Lampung.
Sejak Januari hingga Februari 2025, tercatat sudah terjadi tiga kali banjir besar yang mengakibatkan ribuan rumah terendam dan beberapa korban jiwa.
Banjir Pertama: 17 Januari 2025
Banjir pertama terjadi pada Jumat (17/1/2025), di mana Kecamatan Panjang dan Telukbetung Barat menjadi wilayah yang terdampak paling parah.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung, sebanyak 14.160 unit rumah terendam banjir akibat tingginya curah hujan serta buruknya sistem drainase.
Tragedi ini juga menelan korban jiwa, di antaranya Suhendi (30), warga RT 16, Kampung Sinar Binglu, Kelurahan Way Lunik, Panjang, serta Bahtiar (60), warga Jalan KH Ahmad Dahlan, Gang Masjid, Kelurahan Kupang Teba, Telukbetung Utara.
Keduanya dilaporkan meninggal dunia akibat terseret arus banjir.
Banjir Kedua: 21 Februari 2025
Tak lama berselang, banjir kembali melanda beberapa wilayah pada Jumat (21/2/2025) malam.
Hujan deras menyebabkan air meluap dan merendam permukiman warga di Kecamatan Rajabasa, Tanjung Senang, Tanjungkarang Barat, dan Tanjungkarang Pusat.
Salah satu titik terdampak paling parah adalah Perumahan Arinda Permai, Kelurahan Pematang Wangi, Tanjung Senang, dengan ketinggian air mencapai satu meter.
Peristiwa ini juga menelan korban jiwa, di mana dua orang meninggal akibat tertimpa tembok rumah yang roboh akibat longsor di Kelurahan Gedong Air.
Sementara itu, satu orang lainnya terseret arus banjir di Kelurahan Campang Raya, Sukabumi.
Banjir Ketiga: 27 Februari 2025
Belum seminggu berlalu, banjir kembali terjadi pada Kamis (27/2/2025). Hanya dalam waktu satu jam hujan turun, air sudah merendam beberapa permukiman padat penduduk.
Kecamatan Telukbetung Timur menjadi salah satu wilayah yang mengalami dampak paling parah. Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan resmi mengenai jumlah rumah yang terdampak dalam peristiwa ini.
Warga Mendesak Solusi Konkret
Rentetan banjir yang terus terjadi dalam waktu berdekatan menunjukkan bahwa Bandar Lampung membutuhkan solusi nyata dalam mengatasi permasalahan ini.
Hingga kini, pemerintah kota lebih banyak berfokus pada penanganan pasca-banjir, seperti evakuasi korban, pemberian bantuan logistik, dan pembersihan wilayah terdampak. Namun, belum ada langkah signifikan dalam upaya mitigasi bencana banjir jangka panjang.
Sejumlah warga menilai pemerintah seharusnya segera mengadakan rapat koordinasi dengan berbagai instansi dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait guna mencari solusi konkret agar banjir tidak terus berulang.
“Kami ingin ada langkah nyata, bukan hanya datang setelah banjir surut. Setiap hujan turun, kami selalu waswas rumah kami akan terendam lagi,” kata Jon, salah seorang warga Rajabasa yang terdampak banjir, Jumat (28/2/2025).
Hujan seharusnya menjadi berkah bagi masyarakat, bukan malah menjadi ancaman yang terus menghantui.
Oleh karena itu, diperlukan langkah konkret dan kebijakan yang lebih progresif dari pemerintah untuk mencegah bencana ini terjadi kembali di masa mendatang.