BERITA

Anjloknya Harga Jagung di Lampung Timur saat Masuki Panen Raya

213
×

Anjloknya Harga Jagung di Lampung Timur saat Masuki Panen Raya

Sebarkan artikel ini
Masuki Panen Raya, Harga Jagung di Lampung Timur Malah Anjlok
Masuki Panen Raya, Harga Jagung di Lampung Timur Malah Anjlok

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Harga jagung di masa panen raya di Kabupaten Lampung Timur mengalami penurunan yang signifikan.

Saat ini, harga jagung basah di pasar hanya dibanderol sebesar Rp2,5 ribu per kilogram oleh tengkulak, menandai penurunan yang cukup drastis dari harga sebelumnya.

Seorang petani bernama Aan, berasal dari Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur, mengungkapkan bahwa harga jagung miliknya ditawar oleh tengkulak hanya sebesar Rp3,5 ribu per kilo.

Namun, setelah dipotong biaya operasional, Aan hanya menerima Rp2,5 ribu.

Aan memiliki lahan jagung seluas 1,5 hektare yang sudah mencapai usia 103 hari, menandakan bahwa saatnya untuk dipanen.

Namun, ia menghadapi kesulitan dalam mencari pekerja panen. “Sudah waktunya panen sih karena sudah 103 hari umurnya, tapi lagi nunggu giliran tenaga pemanen. Soalnya lagi panen raya wilayah Lampung Timur,” ujar Aan pada Kamis (7/3/2024).

Menurut Aan, panen raya jagung saat ini tidak memberikan banyak keuntungan bagi petani karena harga jagung terus merosot.

Baca Juga:  Luar Biasa! Mahasiswa DKV Darmajaya Raih Tiga Gelar Juara di Pertengahan Juli 2024

Tengkulak menetapkan harga beli sebesar Rp3,5 ribu per kilogram, namun setelah dipotong biaya operasional panen, petani hanya menerima Rp2,5 ribu.

“Tengkulak membeli bersih Rp2,5 ribu, artinya ongkos panen dan biaya angkut ditanggung tengkulak. Kalau operasional ditanggung petani, tengkulak membeli dengan harga Rp3,5 ribu per kilogram,” jelas Aan.

Dalam kalkulasi panen satu hektare dengan harga Rp2,5 ribu per kilogram, petani jagung bisa menerima uang sekitar Rp15 juta.

Namun, jika mempertimbangkan biaya produksi dan operasional, keuntungan sebenarnya hanya sekitar Rp8 juta.

Di sisi lain, seorang pengusaha jagung (tengkulak) bernama Heri dari Desa Sadar Sriwijaya, Kecamatan Bandar Sribhawono, mengaku bahwa harga beli jagung dari petani sebesar Rp3,5 ribu per kilogram karena mengikuti harga dari pabrik.

“Kami ambil keuntungan rata-rata per kilo sebesar seribu rupiah kotor. Artinya, itu belum dipotong biaya ekspedisi dan lain sebagainya, bersih mungkin tinggal Rp600 per kilogram,” tambah Heri.

Baca Juga:  Protes Warga di Medasari Rawajitu Selatan Tulang Bawang terhadap Pabrik Penggilingan Padi yang Diduga Pencemar Lingkungan

Sementara itu, salah satu perusahaan pembeli jagung di wilayah Kecamatan Labuhanratu, Lampung Timur, membeli jagung dengan harga berbeda tergantung pada kadar airnya.

Jagung dengan kadar air di bawah 16 persen dihargai Rp4,8 ribu per kilogram, sedangkan jika di atas 16 persen dihargai Rp4,5 ribu per kilogram.

“Kami beli dengan harga murah karena penjual membludak. Kalau kualitas relatif tergantung wilayah tanam. Bahkan setiap hari mobil yang antre timbang bisa sampai 20 jam karena terlalu banyak penjual jagung,” kata Dimas, manajer perusahaan pembeli jagung tersebut.

Dengan panen raya yang terjadi tidak hanya di Lampung Timur tetapi juga di wilayah lain, harga jagung terus berfluktuasi mengikuti pasar besar.

Baca Juga:  Kerjasama Kokoh Antara Unila dan Universitas Maarif Lampung dalam Dunia Pendidikan dan Penelitian

Ini menunjukkan bahwa harga jagung bukanlah semata-mata ditentukan oleh tengkulak lokal, tetapi juga dipengaruhi oleh kebijakan pasar dari pabrik besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *