Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Kebijakan Merdeka Belajar yang telah diimplementasikan di seluruh Indonesia telah menghasilkan beragam praktik baik bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk orang tua.
Untuk mencapai tujuan cerdasnya kehidupan bangsa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan berbagai komunitas, salah satunya adalah Komunitas Ibu Penggerak Sidina.
Dalam sebuah diskusi dengan Ibu Penggerak Regional Jawa Tengah di Surakarta pada tanggal 27 Juli, Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek, Anang Ristanto, mengungkapkan pentingnya peran orang tua dalam keberlanjutan Gerakan Merdeka Belajar.
Ia menekankan bahwa pendidikan bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat, termasuk orang tua.
Kolaborasi antara Kemendikbudristek dan Komunitas Ibu Penggerak Sidina menjadi salah satu bentuk implementasi amanat UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Anang mengajak para Ibu Penggerak untuk aktif dalam berbagai kegiatan positif yang dapat memperkuat implementasi Merdeka Belajar serta membantu meluruskan isu-isu aktual dalam dunia pendidikan.
Susi Sukaesih, pendiri Komunitas Sidina, memberikan apresiasi atas komitmen Kemendikbudristek dalam berkolaborasi dengan Ibu Penggerak dalam menyosialisasikan kebijakan pendidikan.
Ia menegaskan bahwa peran para ibu sangat penting dalam pendidikan anak-anak, dan oleh karena itu, para ibu harus selalu memperbarui pengetahuannya.
Praktik baik dari implementasi Merdeka Belajar yang dilakukan oleh Komunitas Ibu Penggerak telah memberikan manfaat yang signifikan, terutama terkait Kurikulum Merdeka.
Salah satu Ibu Penggerak, Primanda Putri dari Sleman, Yogyakarta, berbagi pengalamannya dan menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka telah membantu orang tua dalam memahami potensi anak-anak mereka.
Melalui pendekatan ini, anak-anak menjadi lebih inovatif dan kreatif dalam belajar, dan mereka juga semakin termotivasi untuk membaca karena buku-buku pembelajaran yang menarik.
Manda, seorang Ibu Penggerak lainnya, menambahkan bahwa Kurikulum Merdeka juga mengajarkan anak-anak untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab atas pilihan-pilihan mereka.
Hal ini membuat anaknya semakin mandiri dan memiliki kemampuan untuk memilih dengan alasan yang baik.
Dahlia Ratna Indriarsi, seorang Ibu Penggerak dari Surakarta, juga merasakan manfaat positif dari implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah anaknya.
Menurutnya, pembelajaran berbasis projek dalam Kurikulum Merdeka mendorong anak-anak untuk lebih kreatif dan menggali bakat mereka.
Selain itu, orang tua menjadi lebih mudah mengetahui perkembangan anak di sekolah melalui penjelasan guru yang lebih detail mengenai proyek-proyek yang dilakukan anak-anak.
Kolaborasi antara Kemendikbudristek dan Komunitas Ibu Penggerak Sidina telah membawa dampak positif dalam mendorong implementasi Merdeka Belajar secara menyeluruh.
Praktik baik yang dilakukan oleh para Ibu Penggerak ini menjadi contoh inspiratif bagi seluruh masyarakat, karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama untuk mencerdaskan generasi bangsa.
Dengan semakin meluasnya Gerakan Merdeka Belajar, diharapkan masa depan pendidikan Indonesia akan semakin cerah dan inovatif.