Media90 – Warga Dusun 5 Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, kini merasa terabaikan oleh pemimpin saat ini.
Suhardi, seorang tokoh masyarakat setempat, mengungkapkan kekecewaannya terhadap Nanang Ermanto, yang dulunya merupakan sahabatnya namun kini tak lagi sejalan dengan aspirasi warga.
Suhardi menceritakan bagaimana warga Sukanegara harus bergotong-royong untuk membangun jembatan secara swadaya.
Jembatan ini sangat penting karena menjadi akses utama bagi para petani dalam mengangkut hasil panen mereka ke pasar.
“Kita bangun jembatan tanpa ada campur tangan desa, semua berasal dari swadaya masyarakat,” ungkap Suhardi, Sabtu (19/10/2024).
Pembangunan jembatan tersebut memakan biaya sekitar 700 juta rupiah yang sepenuhnya berasal dari sumbangan warga.
Meski tanpa dukungan dari pemerintah, semangat warga untuk memperbaiki infrastruktur di desa mereka tidak pernah surut.
Namun, di balik kegigihan itu, tersimpan rasa kekecewaan yang mendalam terhadap pemimpin saat ini, yang dinilai tidak menepati janji dan tidak memberikan perhatian terhadap kebutuhan masyarakat.
“Kami ini korban PHP, sudah capek kita,” kata Suhardi, mengungkapkan rasa frustasi warga yang merasa tidak dihiraukan meski berbagai upaya telah dilakukan untuk meminta bantuan dari pemerintah.
Kini, Suhardi dan warga lainnya mengalihkan harapan mereka kepada Radityo Egi Pratama, calon pemimpin baru di Lampung Selatan.
Mereka berharap bahwa di bawah kepemimpinan Egi, perhatian lebih akan diberikan pada infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat di pelosok desa.
Warga berharap Egi mampu menghadirkan solusi konkret bagi masalah yang selama ini dihadapi, terutama terkait pembangunan yang merata.
Menanggapi dukungan ini, Egi menyatakan komitmennya untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur secara adil di seluruh wilayah Lampung Selatan.
“Saya ingin memastikan bahwa setiap pelosok desa mendapat perhatian yang layak, agar tidak ada lagi warga yang merasa terabaikan,” tegas Egi.
Harapan besar kini disandarkan pada kepemimpinannya untuk membawa perubahan nyata di daerah yang selama ini merasa tertinggal.