Media90 – Pada Minggu (27/10/2024), beberapa siswa dari SMPN Satap 2 Cukuh Balak, Aliyah Swasta, dan SMKN Pulau Tabuan terlihat aktif mengangkut pasir dan batu dalam karung.
Sementara itu, siswa lainnya melangsir air untuk campuran adukan menggunakan jeriken yang dibawa dengan sepeda motor.
Aksi ini merupakan bagian dari inisiatif mereka untuk memperbaiki jalan yang rusak parah di Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus.
Di sisi lain, para guru dan wali murid sibuk mencampur adonan semen untuk menambal lubang-lubang yang mengancam keselamatan pengguna jalan.
Mereka bekerja sama membersihkan rumput dan pepohonan di pinggir jalan, serta menambal jalan berlubang sepanjang sekitar 500 meter dari tanjakan jembatan Pekon Kuta Karang hingga SMKN Pulau Tabuan.
Desmawati, salah satu guru di SMKN Pulau Tabuan, menjelaskan bahwa aksi gotong royong ini adalah murni inisiatif dari pihak sekolah.
“Kami merasa prihatin dengan kondisi jalan yang sangat berbahaya. Banyak guru dan siswa yang tidak bisa berangkat ke sekolah karena jalan licin, dan hampir semua pernah jatuh di sini. Saat hujan, mereka sering memilih tidak berangkat sekolah,” ujarnya.
Jalan yang berada di wilayah administratif Pekon Kuta Karang ini membentang sekitar 500 meter dengan kontur ekstrem—terdiri dari tanjakan dan turunan curam, serta puluhan titik jalan yang berlubang.
Jalan ini merupakan satu-satunya akses menuju sekolah dan penghubung antar pekon di Pulau Tabuan.
Mulyansyah, siswa kelas 1 SMPN Satap 2 Cukuh Balak, menyatakan motivasinya untuk terlibat dalam gotong royong ini.
“Kami datang bukan karena disuruh pihak sekolah semata, tapi karena ingin jalan menuju sekolah tidak lagi berlubang, agar kami nyaman pergi dan pulang sekolah,” kata Mulyansyah.
Jarak yang jauh dari rumah ke sekolah memaksa siswa seperti Mulyansyah menggunakan sepeda motor, meskipun kondisi jalan yang rusak sering membuat mereka terjatuh.
Seorang wali murid dari Karang Buah, yang ikut dalam gotong royong ini, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi jalan yang sudah lebih dari tiga tahun belum mendapatkan perbaikan.
Ia berharap Dana Desa Pekon Kuta Karang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki jalan utama yang menghubungkan antar pekon di Pulau Tabuan.
“Miris melihat kondisi di mana justru para guru yang berinisiatif memperbaiki jalan yang menjadi nadi kehidupan masyarakat di sini,” ujarnya, dengan permohonan untuk tidak disebutkan namanya.
Sementara itu, saat media ini berusaha menghubungi Kepala Pekon Kuta Karang untuk mengonfirmasi kegiatan gotong royong perbaikan jalan oleh pihak sekolah, yang bersangkutan tidak berada di tempat dan nomor kontaknya tidak dapat dihubungi.
Aksi ini menggambarkan betapa kuatnya rasa kepedulian dan kebersamaan di antara siswa, guru, dan masyarakat demi meningkatkan keselamatan dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.