BERITA

Universitas Malahayati Mendukung Kebijakan Kementerian Terkait Pilihan Mahasiswa untuk Tidak Menyelesaikan Skripsi

270
×

Universitas Malahayati Mendukung Kebijakan Kementerian Terkait Pilihan Mahasiswa untuk Tidak Menyelesaikan Skripsi

Sebarkan artikel ini
Universitas Malahayati Siap Implementasikan Aturan Kementerian Terkait Mahasiswa Tak Wajib Kerjakan Skripsi
Universitas Malahayati Siap Implementasikan Aturan Kementerian Terkait Mahasiswa Tak Wajib Kerjakan Skripsi

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, baru-baru ini mengumumkan kebijakan kontroversial yang menghapus kewajiban bagi mahasiswa untuk mengerjakan skripsi sebagai tugas akhir mereka.

Keputusan ini menuai beragam respons dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dengan salah satunya datang dari Rektor Universitas Malahayati di Bandar Lampung.

Dalam tanggapannya terhadap kebijakan ini, Dr. dr. Achmad Farich, M.M., Rektor Universitas Malahayati, menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk mendukung visi “kampus merdeka” dan mendorong inovasi di kalangan mahasiswa.

“Tidak wajib skripsi itu maksudnya bisa diganti dengan tugas akhir lainnya, seperti berbagai projek inovasi mahasiswa atau dapat berbentuk prototipe, dan bentuk lainnya,” ujar Achmad Farich pada Jumat (1/9/2023).

Baca Juga:  Mirza dan Demokrat Rencanakan Koalisi 'Lampung Maju' untuk Calon Gubernur

Universitas Malahayati, yang telah lama dikenal sebagai salah satu institusi pendidikan yang inovatif, siap untuk melaksanakan kebijakan ini.

Rektor Farich juga mengapresiasi fakta bahwa pemerintah memberikan jangka waktu selama dua tahun bagi perguruan tinggi untuk menyesuaikan diri sebelum menerapkan alternatif lain sebagai tugas akhir selain skripsi.

“Universitas Malahayati siap secara implementasi, tinggal menunggu keputusan pemerintah seperti apa aturannya,” kata Achmad Farich, menunjukkan kesiapan institusi tersebut dalam menghadapi perubahan ini.

Kebijakan Mendikbudristek ini diharapkan akan memberikan ruang lebih besar bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas mereka dan lebih fokus pada proyek-proyek inovatif yang memiliki dampak nyata dalam masyarakat.

Hal ini juga diharapkan akan merangsang semangat inovasi di kalangan mahasiswa, sekaligus memberikan alternatif yang lebih fleksibel untuk pemenuhan tugas akhir mereka.

Walaupun masih menjadi topik hangat yang banyak diperbincangkan, kebijakan ini mencerminkan semangat perubahan dan adaptasi di dunia pendidikan tinggi Indonesia.

Baca Juga:  Pemimpin Kota Metro, Wahdi, Mengutus 320 Calon Haji Pria dan Wanita di Masjid Taqwa dengan Rasio Kehadiran Perempuan Lebih Tinggi

Bagaimana hasilnya akan berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi di masa mendatang akan menjadi hal yang menarik untuk diamati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *