Media90 – Masa pandemi Covid-19 benar-benar menjadi seleksi alam bagi siapa saja untuk mampu bertahan. Tak hanya manusia, seleksi alam juga dialami dunia usaha seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk di Provinsi Lampung.
Di masa Covid-19, perekonomian Lampung mengalami pertumbuhan negatif atau kontraksi pada Triwulan IV 2020 sebesar 2,26%.
Sehingga, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Lampung Triwulan I hingga IV 2020 dibandingkan dengan Triwulan I sampai IV 2019 terkontraksi sebesar 1,67%.
Beruntung, sebagian UMKM Lampung saat pandemi Covid-19 menerpa sudah mulai terbiasa berjualan online yang didukung jasa kurir, sehingga mampu bertahan.
“Wah, pada masa Covid-19, kiriman paket justru berlimpah. Isi gerai ini penuh paket hingga keluar,” kata Nur Azizah, agen PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Tirtayasa, di Jalan Pangeran Tirtayasa Nomor 23, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, Kamis (27/6/2024).
Peran penjualan online yang membuat UMKM tetap tumbuh juga diakui oleh Pemerintah Provinsi Lampung. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung Syamsurizal Ari mengatakan, peran UMKM dalam pertumbuhan perekonomian daerah tersebut terbukti pada masa pandemi Covid-19 lalu.
“Pada masa pandemi bidang UMKM menjadi salah satu sektor yang tidak hanya dapat bertahan di tengah krisis, melainkan juga terdapat beberapa pelaku UMKM yang mengambil peluang dengan menggunakan pemasaran online,” kata Syamsurizal, Senin (24/6/2024).
Jumlah UMKM di Lampung pada 2023 sebanyak 326.505 unit usaha. Jumlah ini, menurut Syamsurizal, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 19,4%.
Dia bersyukur UMKM Lampung kini dapat bangkit lebih kuat setelah diterpa Covid-19. Bahkan, pasca pandemi Covid-19, kata dia, geliat UMKM semakin berkembang cukup pesat. Sehingga, beberapa produk UMKM dari Provinsi Lampung berhasil menembus pangsa pasar internasional.
Saat itu, sektor pertama yang kelimpungan diterpa Covid-19 adalah pariwisata. Larangan bepergian dan berkumpul membuat wisatawan turun drastis.
Sehingga toko oleh-oleh yang menampung produk UMKM itu ikut terimbas. Menurut Nanda, bagian administrasi toko oleh-oleh Askha Jaya, di Jalan Pagar Alam, Kelurahan Segala Mider, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, pihaknya terpaksa merumahkan sebagian karyawan karena pengunjung sepi.
“Penjualan paling banyak saat itu melalui online. Untungnya, kami sudah lama bermitra dengan JNE, sehingga pengiriman di dalam kota dan ke berbagai daerah lancar. Ini yang menolong kami bisa bertahan saat itu,” kata Nanda, Kamis (27/6/2024).
Jualan online tanpa dukungan jasa kurir, menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Lampung, Ary Meizari Alfian, ibarat bertepuk sebelah tangan.
Berkat dukungan jasa kurir seperti JNE, Apindo membuat terobosan pertama Indonesia membangkitkan UMKM melalui program UMKM Merdeka.
Hingga kini program ini melibatkan 13 perguruan tinggi negeri dan swasta besar di Lampung. Sasarannya, pendampingan mahasiswa melalui program Merdeka Belajar ke UMKM binaan.
“Sasaran utama program ini adalah perbaikan manajemen dan cara berjualan online, hingga kami buatkan akun media sosial bagi pelaku UMKM dan menghubungkannya dengan jasa kurir seperti JNE,” kata Ary Meizari Alfian yang juga pengelola kampus biru Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya itu, Jumat (28/6/2024).
Kini, program UMKM Merdeka diadopsi oleh Apindo Pusat dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah II untuk membangkitkan UMKM.
Program ini merupakan kolaborasi perguruan tinggi dan perusahaan besar di Lampung seperti Coca-Cola Europacific Partners Indonesia.
Hingga kini, JNE merupakan jasa kurir terbesar di Lampung. Perusahaan yang beroperasi sejak 26 November 1990 ini, hadir di 15 kabupaten/kota Lampung hingga ke pelosok.
Menurut Branch Manager JNE Lampung, Ahmad Junaidi, pihaknya terus mengembangkan agen agar lebih banyak membantu UMKM Lampung.
Jaringan JNE di Kabupaten Tulangbawang Barat terdapat 12, Kabupaten Way Kanan (31 jaringan), Lampung Utara (26 jaringan), Pesisir Barat (16 jaringan), Lampung Barat (29 jaringan), Tanggamus (21 jaringan), Pringsewu (18 jaringan), Pesawaran (18 jaringan), Lampung Selatan (50 jaringan), Kota Metro (15 jaringan), Lampung Timur (48 jaringan), Lampung Tengah (62 jaringan), Tulang Bawang (52 jaringan), dan Kota Bandar Lampung ada 69 jaringan, serta didukung enam kantor perwakilan.
“Kami memberikan layanan super speed satu hari sampai dari kabupaten ke kota Bandar Lampung. Kemudian, menawarkan paket untuk membantu mengantarkan produk UMKM dengan biaya khusus dan tiga jam sampai khusus wilayah kota Bandar Lampung,” kata Ahmad Junaidi, Rabu (26/6/2024).
Dia memerinci jenis barang UMKM yang dikirim dari Lampung antara lain, keripik pisang, pempek, dan kue bolu. Dia mengatakan pasca pandemi kiriman kembali normal seiring berjalannya waktu dan pesatnya pertumbuhan penjualan online saat pandemi Covid-19.
“Seller masih konsisten berjualan online, sehingga di tahun kedua pasca pandemi terjadi pertumbuhan dan bermunculan seller baru yang berpotensi terus meningkatkan jumlah kiriman. Kini, kiriman mencapai lebih dari 350 ribu paket per bulan,” kata Ahmad Junaidi
Pandemi Covid-19, kata dia, berdampak pada lebih dari 60 juta UKM di Indonesia. Kondisi ini mendorong JNE mendukung para pengusaha kecil dan menengah agar bisa melangkah di masa sulit. Salah satu program JNE untuk mendukung UMKM adalah program JNE YES (Yakin Esok Sampai).
Program ini memberikan kemudahan dan keringanan biaya pengiriman paket UMKM ke seluruh Indonesia. Selain itu, JNE memberikan jaminan pengiriman paket dalam waktu satu hingga dua hari kerja.
“Selain program JNE YES, kami memiliki program JNE One Stop Service dan JNE Mobile. Program JNE One Stop Service memberikan kemudahan bagi UMKM dalam mengakses layanan pengiriman paket JNE, termasuk informasi tentang harga, pelacakan paket, dan pengaturan pengiriman. Sedangkan program JNE Mobile memungkinkan UMKM untuk mengakses layanan JNE melalui aplikasi mobile yang dapat diunduh di smartphone,” kata dia.
Keputusan toko oleh-oleh Askha Jaya bermitra dengan JNE, bermula karena banyak pembeli meminta pengiriman lewat JNE.
Akhirnya, mulai 2010, Askha Jaya memutuskan bermitra dengan JNE. “Tarifnya bersaing. JNE ini tak perlu ditelepon ambil paket, karena mereka dua kali sehari datang pick up (mengambil, red) paket yakni pagi dan sore. Biasanya kami kirim paket 10-20 kg per hari seperti keripik pisang cokelat, pai pisang, dan kopi. Itu best seller di sini,” kata Nanda.
Askha Jaya menampung seluruh produk UMKM dari seluruh kabupaten/kota Lampung, sehingga boleh dibilang menjadi etalase produk UMKM Lampung, karena tak hanya menjual makanan dan minuman, tapi juga hasil kerajinan khas Lampung seperti tenun Tapis. Toko ini rutin mengirim paket ke Aceh hingga Papua.
Kemudahan layanan dan tarif bersaing juga menjadi alasan toko oleh-oleh Citra di ZA Pagar Alam, Kedaton, Bandar Lampung. Toko yang berlokasi di jalan strategis Bandar Lampung, bermitra dengan JNE pertengahan Mei 2024.
Meski tergolong baru, menurut Dela Kurnia, Marketing Toko Citra, dampaknya sangat terasa terhadap penjualan online. Barang yang kerap dikirim yakni bolu pisang dan roll puff ke Palembang dan Jakarta.
“Kurir JNE selalu datang tiap hari mengambil paket. Ini yang membedakan JNE, sehingga pengiriman lebih mudah dan cepat, karena barang yang dikirim kan makanan segar. Makanya, kami sering kirim paket pakai JNE YES,” kata Dela, Kamis (27/6/2024).
Bagi pelaku UMKM seperti Dian Pustika, kehadiran JNE amat membantu perkembangan usahanya. Apalagi, Dian yang juga pemilik Dapur Female dan penggiat UMKM di Lampung itu, tidak memiliki outlet.
“Oleh sebab itu, penjualan online sangatlah penting dan menunjang penjualan produk Dapur Female. Dari segi omzet, sejak memiliki akun e-commerce, biolink, dan akun sosmed. Penjualan Alhamdulillah mengalami kenaikan 60%,” kata Dian Pustika, Kamis (27/6/2024).
Penjualan secara online ini, kata Dian, banyak customer dari Jakarta, Tangerang, Surabaya, Bandung, Batam, Pontianak, Bengkulu, Medan, dan Yogyakarta. Barang atau produk yang dijual adalah kopi lapis legit, dan kue kering.
“Peran jasa ekspedisi sangatlah penting. Saya baru pakai JNE,” kata Dian yang usahanya beralamat di Perumahan Graha Madu Pesona C3/1 Jalan Turi Raya, Tanjungsenang, Bandar Lampung itu.
Sejak bergabung menjadi agen JNE pada Desember 2012, Nur Azizah, mengakui jasa kurir seperti JNE amat berperan meningkatkan omzet penjualan UMKM dari Lampung.
Dia menggambarkan dari total omzet JNE Tirtayasa yang mencapai rata-rata Rp100 juta per bulan, 40% di antaranya adalah produk UMKM, seperti makanan, pakaian, dan kosmetika. JNE bagi ibu dua anak ini bukan hanya usaha, tapi sebagai penghibur.
Pasalnya, dia merintis jasa ini karena ingin berjuang menghidupi keluarganya setelah ditinggal suaminya. Berkat ketekunannya, wanita single parent ini, kini menjadi salah satu agen JNE terbesar di Lampung, hingga mampu menguliahkan dan menyekolahkan kedua anaknya seorang diri.
JNE pernah mendapuknya sebagai agen terbaik 2022 dan 2023. “Kata kuncinya adalah pelayanan dan inovasi layanan seperti yang diberikan JNE. Klien terbesar kami selain UMKM adalah korporasi besar di Lampung yang sangat mengutamakan mutu pelayanan,” kata Nur Azizah.