Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Fraksi PKS DPRD Lampung menganggap bahwa penyelenggaraan lomba baca teks proklamasi dengan gaya mirip Bung Karno bukanlah sekadar kegiatan tahunan, melainkan sebuah bagian integral dari perjalanan sejarah kebangsaan Indonesia.
Ketua Fraksi PKS DPRD Lampung, Mardani Umar, menyatakan bahwa lomba ini lebih dari sekadar rutinitas biasa, karena ia menjadi sumber inspirasi dan semangat perjuangan, serta pembelajaran mengenai pengorbanan dan keteguhan jiwa para pejuang masa lalu dalam merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Dalam hal ini, kita tidak hanya berbicara tentang agenda tetap Fraksi PKS, melainkan kita menyoroti sebuah rangkaian yang merangkai periode bersejarah Indonesia,” tegas Mardani Umar pada Selasa (22/8/2023).
Mardani Umar menekankan bahwa rangkaian periodisasi kebangsaan dimulai sejak tahun 1908 saat terjadi kebangkitan nasional, lalu diikuti oleh Sumpah Pemuda pada tahun 1928, dan mencapai puncaknya pada proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945.
Ia berpendapat bahwa periode bersejarah ini harus diteruskan oleh generasi muda, terutama oleh kaum milenial dan generasi Z yang saat ini semakin berkembang.
“Kita mendekati peringatan seabad kemerdekaan, yang akan terjadi pada tahun 2045, atau yang sering disebut sebagai ‘Indonesia Emas 2045’. Oleh karena itu, generasi muda harus mengisi periode ini dengan prestasi dan karya-karya yang berarti bagi bangsa,” tambah Mardani Umar.
Dalam pandangannya, lomba baca teks proklamasi ala Bung Karno yang diadakan oleh Fraksi PKS adalah salah satu wadah yang relevan untuk merangkul semangat perjuangan tersebut.
Ia percaya bahwa di puncak perayaan Indonesia Emas 2045, negara ini akan semakin kuat dalam mengelola berbagai aspek strategis dengan kepemimpinan yang kompeten dan tekad perjuangan yang tak tergoyahkan.
Merupakan tahun keenam penyelenggaraan lomba ini, yang sebelumnya telah berlangsung selama enam kali. Edisi tahun 2023 ini menyaksikan kemenangan Masruri, seorang guru Madrasah dari Lampung Selatan, sebagai juara pertama.
Pada tahun 2022, gelar juara pertama diraih oleh seorang guru SD bernama Hendri Setiawan dari Tulang Bawang.
Menariknya, dari tujuh peserta yang meraih gelar juara pada tahun ini, tiga di antaranya adalah perempuan.
Salah satu perempuan yang mencuri perhatian adalah Yunita Sari, seorang mahasiswi baru di salah satu kampus di Pringsewu.
Ia diangkat sebagai perwakilan dari peserta lain untuk membacakan teks proklamasi, menunjukkan bahwa semangat kebangsaan dan perjuangan tidak mengenal batasan gender.