Media90 – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung menggelar pembekalan dan motivasi bagi sivitas akademika yang menghadirkan Staf Khusus (Stafsus) Menteri Agama Bidang Pendidikan, Organisasi Kemasyarakatan, dan Moderasi Beragama, KH Faried F. Saenong, MA, MSc, Ph.D, di Ballroom kampus setempat, Selasa (20/8/2025).
Kegiatan ini diikuti unsur pimpinan UIN, dosen, tenaga kependidikan, serta perwakilan organisasi kemahasiswaan. Kehadiran Faried didampingi Sekjen Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM), KH Mochammad Taufiqurrahman, MA, dan Manajer PKU Masjid Istiqlal, Andi Palowongi.
Dalam arahannya, Faried menyampaikan kekagumannya atas perkembangan UIN Raden Intan Lampung. Ia menegaskan, peran Staf Khusus Menteri Agama adalah mengamplifikasi ide-ide besar serta program Menteri Agama agar tersampaikan dengan baik ke seluruh lapisan Kementerian Agama (Kemenag), yang diwujudkan dalam Asta Protas atau delapan program unggulan Kemenag.
Salah satu program tersebut adalah ekoteologi, yakni konsep yang menekankan keterhubungan manusia dengan alam melalui pendekatan agama.
“Ekoteologi ini bukan sekadar istilah baru, karena Menag sudah lama menggodok isu ini bahkan sebelum menjadi Imam Besar Istiqlal. Beliau menggunakan pendekatan tadabbur alam, melihat ciptaan Allah seperti tumbuhan dan binatang, untuk membangun metode berpikir yang selaras dengan keberlanjutan,” kata Faried.
Ia menambahkan, ekoteologi bukan sebatas wacana, melainkan sudah menjadi bagian integral Asta Protas. Tujuannya, agar manusia tidak serakah mengeksploitasi bumi, sekaligus memastikan generasi mendatang menerima warisan alam yang sama baiknya. Faried pun mengapresiasi UIN Raden Intan Lampung yang konsisten mempertahankan predikat sebagai kampus hijau terbaik.
Selain ekoteologi, Faried juga menyoroti Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai implementasi moderasi beragama.
“Al-Quran kalau diperas intinya Al-Fatihah, diperas lagi Basmallah, diperas lagi Ar-Rahman Ar-Rahim, semua intinya cinta. Kurikulum cinta ini harus melahirkan pendidikan yang menumbuhkan kasih sayang, bukan kebencian pada yang berbeda,” ujarnya.
KBC yang digagas Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar ini menanamkan cinta kepada Tuhan, sesama, lingkungan, ilmu pengetahuan, dan tanah air. Kurikulum ini resmi dicanangkan pada 24 Juli 2025 dengan strategi menyisipkan nilai cinta ke dalam setiap pelajaran, menyesuaikan metode menurut jenjang pendidikan, serta mengevaluasi perubahan sikap siswa.
Faried juga mendorong internasionalisasi PTKIN, termasuk UIN Raden Intan Lampung, dengan membuka kelas internasional agar mahasiswa asing dapat belajar Islam di Lampung. Ia mengajak ASN Kemenag memperluas disiplin keilmuan sekaligus mengimplementasikan ide-ide besar Menag, khususnya ekoteologi, moderasi beragama, dan KBC.
Sementara itu, Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D., mengenang perjalanan akademiknya pada 2012 saat menjabat Direktur Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung. Saat itu, ia bersama Faried Saenong dan Prof. Nasaruddin Umar berhasil membuka dua program studi doktor (S3) baru.
“Alhamdulillah, melalui tangan beliau pada 2012 lalu, kami diamanahkan dua prodi S3 pasca sarjana. Kini pada 2025 ini, kembali melalui tangan beliau ditandatangani PMA untuk berdirinya dua fakultas baru. Ini kebanggaan tersendiri bagi sivitas akademika,” ungkap Prof. Wan.
Rektor menegaskan, silaturahmi ini menjadi momentum penting bagi UIN Raden Intan Lampung. Kehadiran Stafsus Menag diharapkan membawa keberkahan, sebagaimana sejarah sebelumnya yang melahirkan prodi baru dan kini fakultas baru, yaitu Fakultas Saintek dan Fakultas Psikologi Islam.
Prof. Wan juga memaparkan visi besar kampus hijau ini dengan tagline “Bertumbuh Mendunia”, yang menargetkan menjadi rujukan internasional pada 2035. “Kami sudah sampai milestone ketiga, yakni rekognisi internasional, setelah melewati milestone nasional dan ASEAN. Selanjutnya, milestone keempat menuju kampus rujukan internasional 2035,” jelasnya.
Selain itu, kampus juga tengah menyiapkan pendirian Fakultas Kedokteran, yang sudah mengantongi rekomendasi dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian PAN-RB. Saat ini, proses pendirian menunggu agenda visitasi dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI.