Media90 – Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mengeluarkan imbauan kepada masyarakat Lampung Barat untuk sementara waktu tidak melakukan aktivitas berkebun, terutama di area yang berbatasan langsung dengan hutan.
Langkah ini diambil menyusul insiden tragis yang menimpa Zainudin, warga asal Jawa Tengah, yang ditemukan tewas akibat serangan Harimau Sumatera di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Zainudin sempat dinyatakan hilang selama tiga hari sebelum ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di dalam kawasan hutan TNBBS, yang merupakan habitat alami satwa liar, termasuk Harimau Sumatera.
“Kami mengimbau masyarakat untuk sementara waktu tidak berkebun di wilayah yang berbatasan dengan hutan. Ini demi menghindari insiden serupa,” ujar Kombes Yuni Iswandari, Kabid Humas Polda Lampung, pada Kamis (23/1/2025).
Yuni menambahkan bahwa beberapa warga diketahui menggarap lahan perkebunan di dalam kawasan konservasi TNBBS, yang menjadi habitat utama Harimau Sumatera. Untuk itu, pihaknya meminta agar aktivitas tersebut dihentikan sementara demi keselamatan bersama.
Kolaborasi untuk Keselamatan dan Pelestarian
Sebagai langkah tindak lanjut, kepolisian akan bekerja sama dengan pengelola TNBBS untuk memberikan edukasi dan pengawasan lebih lanjut kepada masyarakat.
Upaya ini bertujuan menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan pelestarian satwa liar.
“Banyak masyarakat yang belum menyadari bahaya dari berkebun di kawasan hutan konservasi. Kami akan terus melakukan sosialisasi agar warga lebih memahami pentingnya menjaga habitat satwa liar,” jelas Yuni.
Sebelumnya, Camat Batu Brak, Ruspel Gultom, mengungkapkan bahwa Zainudin sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak beberapa hari sebelumnya.
Setelah pencarian intensif, korban ditemukan pada Selasa (21/1/2025) dalam kondisi mengenaskan.
“Korban diduga diserang harimau saat sedang berkebun di lahan kopi milik keluarganya. Dari temuan di lokasi, insiden ini kemungkinan terjadi beberapa hari sebelumnya,” ujar Ruspel.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya edukasi masyarakat terkait keberadaan satwa liar di kawasan konservasi.
Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat memperkuat sosialisasi dan panduan keselamatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.
“Imbauan ini tidak hanya untuk keselamatan warga, tetapi juga untuk menjaga keharmonisan antara manusia dan alam. Kami mengajak masyarakat untuk lebih berhati-hati dan mematuhi panduan keselamatan yang diberikan pihak berwenang,” tutup Yuni.
Melalui kolaborasi semua pihak, diharapkan ekosistem hutan dan satwa dilindungi tetap terjaga, sembari memastikan keselamatan masyarakat yang beraktivitas di sekitar kawasan konservasi.