BERITA

Polinela Ukir Prestasi, Dua Varietas Melon Premium Raih Sertifikasi Hak PVT dari Kementan RI

6
×

Polinela Ukir Prestasi, Dua Varietas Melon Premium Raih Sertifikasi Hak PVT dari Kementan RI

Sebarkan artikel ini
Polinela Cetak Sejarah, Dua Varietas Melon Premium Tersertifikasi Hak PVT dari Kementan RI
Polinela Cetak Sejarah, Dua Varietas Melon Premium Tersertifikasi Hak PVT dari Kementan RI

Media90 – Menutup tahun 2024, Politeknik Negeri Lampung (Polinela) mencatatkan prestasi gemilang. Anung Wahyudi, S.P., M.Sc., Ph.D., dosen program studi Teknologi Perbenihan, berhasil memperoleh Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia untuk dua varietas melon unggul, Ougan Makuwauri dan Ginsen Makuwauri.

Pengakuan ini diterima langsung oleh Anung bersama Kepala Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P2M) Polinela, Dr. Yana Sukaryana, di Kantor Kementan RI pada Jumat (20/12/2024).

“Varietas ini dikembangkan sejak 2018 melalui riset intensif di Teaching Factory (Tefa) Seed Teaching Farm (STEFA) Polinela. Alhamdulillah, dua di antaranya kini tersertifikasi PVT dan berlaku hingga 20 tahun,” ujar Anung, Senin (23/12).

Melon Makuwauri: Manis, Wangi, dan Bernilai Tinggi

Melon Makuwauri yang dikembangkan tim Anung memiliki keunggulan rasa yang manis, aroma khas, serta kandungan vitamin C yang tinggi.

Baca Juga:  Optimasi Budidaya Anggrek di Desa Sukaraja, Lampung Selatan oleh Dosen Prodi Hortikultura dalam PKM Polinela

Bentuknya unik dengan bobot rata-rata 300-600 gram per buah, menghasilkan hingga 5-10 buah per tanaman.

“Budidayanya fleksibel, bisa di lahan terbuka maupun dalam greenhouse. Masa panennya juga cepat, hanya 65 hari setelah tanam (HST),” jelasnya.

Melon ini juga dapat dipanen beberapa kali, dengan panen pertama biasanya pada usia 40 HST.

“Kami berharap varietas ini memberikan manfaat besar bagi petani, pelaku industri, dan masyarakat. Semoga ini memotivasi peneliti lain untuk terus berkarya hingga menghasilkan paten atau sertifikasi PVT,” tambah Anung.

Direktur Polinela, Prof. Dr. Ir. Sarono, M.Si., mengapresiasi capaian ini sebagai tonggak sejarah bagi pendidikan tinggi vokasi.

“Ini adalah contoh nyata keberhasilan Polinela dalam mengembangkan riset terapan di sektor pertanian. Kami bangga, dan berharap ini menjadi inspirasi bagi peneliti muda untuk terus berinovasi,” ujar Prof. Sarono.

Baca Juga:  Mirza Dapat Dukungan Partai Demokrat di Pilkada Gubernur dan Raih Lebih dari Separuh Kursi DPRD Provinsi Lampung

Ia juga menekankan pentingnya riset yang berkelanjutan untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

“Jadikan ini motivasi untuk menghasilkan penelitian dan pengabdian yang tepat guna, seperti yang telah dilakukan tim Anung,” tegasnya.

Hak PVT merupakan perlindungan negara terhadap varietas tanaman yang memenuhi kriteria baru, unik, seragam, stabil, dan telah lolos uji dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian RI.

Anung memastikan riset tidak berhenti di sini. Ia bersama tim terus mengembangkan varietas unggul baru dan membuka peluang kerja sama dengan industri hortikultura.

“Kami optimis, inovasi ini dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia,” pungkasnya.

Dengan prestasi ini, Polinela kembali membuktikan komitmennya sebagai perguruan tinggi vokasi yang mendukung kemajuan pertanian Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *