Media90 – Tim dosen peneliti dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) berhasil membuat terobosan dalam pengendalian hama pada tanaman tomat dengan menemukan formulasi insektisida nabati yang efektif.
Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura (TPTH) yang terdiri dari Betari Safitri, S.P., M.Si., Sekar Utami Putri, S.P., M.Sc., Dila Febria, S.P., M.Biotech, dan Wika Anrya Darma, S.P., M.Si.
Inovasi ini diharapkan menjadi solusi praktis bagi petani hortikultura di Indonesia untuk mengatasi masalah hama, khususnya kutu kebul yang merupakan ancaman serius bagi produksi tanaman hortikultura.
Penelitian dilakukan di Lahan Praktikum Hortikultura Kampus Polinela, dengan fokus pada pengendalian kutu kebul yang diketahui dapat menularkan berbagai penyakit virus pada tanaman, mengancam hasil panen, dan kualitas produk hortikultura.
Betari Safitri menjelaskan bahwa insektisida nabati yang dikembangkan terbuat dari campuran tiga jenis tanaman yang memiliki sifat anti-serangga, anti-jamur, dan anti-bakteri, yaitu daun tembakau, daun sereh wangi, dan cabai jawa.
“Kami menguji enam konsentrasi campuran yang berbeda, dan hasilnya menunjukkan bahwa populasi kutu kebul dapat ditekan secara maksimal,” ungkap Betari kepada Media90, Kamis (22/8/2024).
Dalam uji coba yang dilakukan pada lahan seluas 90 meter persegi, insektisida nabati dengan komposisi tembakau 50% dan cabai jawa 50% menunjukkan hasil yang sangat positif.
“Pada lahan tersebut, hanya ditemukan kurang dari lima ekor kutu kebul pada satu tanaman yang diaplikasikan insektisida nabati ini,” ujar Betari.
Insektisida nabati yang dikembangkan mengandung metabolit sekunder yang efektif dalam menekan populasi kutu kebul.
Keberadaan kutu kebul yang sangat sedikit di lahan tersebut diyakini dapat mengurangi risiko serangan virus pada tanaman tomat, yang pada akhirnya meningkatkan produksi tomat dan memenuhi kebutuhan pasar.
Penemuan ini tidak hanya menegaskan efektivitas tembakau sebagai bahan dasar insektisida nabati untuk mengendalikan hama kutu kebul pada tomat, tetapi juga membuka peluang penerapan pada tanaman hortikultura lain yang menghadapi masalah serupa, seperti cabai, terong, pepaya, dan tanaman hias.
Tim peneliti Polinela berencana melanjutkan penelitian ini dengan melakukan uji coba pada berbagai jenis tanaman tersebut.
Mereka juga berencana melakukan percobaan di lokasi yang berbeda untuk memastikan bahwa insektisida nabati ini dapat diadopsi secara luas oleh petani di Indonesia.
“Kami berharap temuan ini dapat memberikan solusi efektif bagi petani untuk mengendalikan hama kutu kebul dan meningkatkan produksi tanaman hortikultura secara optimal,” tutup Betari.
Dengan temuan ini, Polinela sekali lagi menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor pertanian melalui penelitian yang aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Inovasi ini berpotensi tidak hanya meningkatkan hasil pertanian tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan melalui penggunaan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan.