BERITA

Polinela Bantu Wanita Tani Pringsewu Raih Kemandirian Lewat Olahan Cabai dan Digitalisasi

2
×

Polinela Bantu Wanita Tani Pringsewu Raih Kemandirian Lewat Olahan Cabai dan Digitalisasi

Sebarkan artikel ini
Polinela Dorong Wanita Tani Pringsewu Mandiri Lewat Inovasi Olahan Cabai dan Digitalisasi
Polinela Dorong Wanita Tani Pringsewu Mandiri Lewat Inovasi Olahan Cabai dan Digitalisasi

Media90 – Tim dosen Politeknik Negeri Lampung (Polinela) menggelar pelatihan bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi di Kabupaten Pringsewu, Senin (29/9/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, yang bertujuan memperkuat ekonomi perempuan desa melalui inovasi olahan cabai dan strategi digitalisasi.

Pelatihan yang dipandu oleh Khusnatul Amaliah, S.Kom., M.Kom., Dani Rofianto, S.Mat., M.Kom., dan Tiara Kurnia Khoerunnisa, S.T., MTP., mengajarkan peserta mengolah cabai menjadi produk bernilai tambah, seperti bon cabai, cabai bubuk, hingga chili oil. Dengan inovasi ini, cabai tidak lagi hanya dipasarkan segar, tetapi diolah menjadi produk dengan daya simpan lebih lama dan potensi pasar lebih luas.

ads
ads

Kegiatan berlangsung di kediaman salah satu anggota KWT dengan suasana hangat dan partisipatif. Para ibu antusias mengikuti sesi praktik langsung bersama tim dosen, mencoba proses pengolahan cabai sambil berdiskusi ringan.

Selain praktik produksi, peserta juga dibekali keterampilan pemasaran digital. Mereka belajar membuat konten menarik, memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan TikTok, serta mengelola toko daring di platform marketplace seperti Shopee. Materi ini bertujuan agar produk olahan cabai KWT tidak hanya dikenal di lingkungan sekitar, tetapi juga mampu menjangkau konsumen lebih luas.

Yang menarik, pelatihan ini turut memperkenalkan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam strategi pemasaran. Peserta diperkenalkan pada aplikasi berbasis AI yang membantu membuat desain promosi, menulis deskripsi produk, hingga menganalisis tren pasar. Dengan begitu, KWT diharapkan mampu bersaing di era digital dengan pendekatan modern dan efisien.

Baca Juga:  Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Mengantar Keberangkatan Mahasiswa Pertukaran Merdeka Batch 4

Ketua tim pelaksana, Khusnatul Amaliah, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk mendorong kemandirian ekonomi perempuan desa. “Kami berharap keterampilan yang telah diberikan dapat dipraktikkan secara berkelanjutan, sehingga anggota KWT mampu menghasilkan produk berdaya saing, memiliki pasar lebih luas, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga serta desa,” ujarnya.

Melalui program ini, perempuan desa tidak hanya berperan sebagai penggerak ekonomi rumah tangga, tetapi juga sebagai pelaku usaha kreatif yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Produk olahan cabai dari KWT Srikandi diharapkan mampu menembus pasar lebih besar, bahkan hingga ranah ekspor, seiring meningkatnya tren kuliner pedas di Indonesia maupun mancanegara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *