Media90 – PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia, terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan.
Program ini tidak hanya berhasil memberdayakan masyarakat, tetapi juga mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.
Setelah sukses diterapkan di Cilacap dan Gunung Kidul, program serupa kini diterapkan di Tasikmalaya, Jawa Barat pada Kamis (26/9/2024).
Program ini diharapkan dapat memperkuat perekonomian lokal dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Tasikmalaya, Yedi Rahmat, menyatakan optimismenya terhadap program ini.
Menurutnya, langkah strategis ini akan mendukung kemajuan Tasikmalaya, khususnya di sektor pertanian, yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat setempat.
“Program ini merupakan dukungan yang luar biasa bagi daerah kami, ini merupakan langkah strategis dan menjadi momentum bagi Tasikmalaya dalam mengembangkan sumber daya lokal,” ungkap Yedi Rahmat saat meresmikan Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu.
Yedi juga menambahkan bahwa program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
Dengan mengubah lahan kritis menjadi lebih hijau dan produktif, program ini menjadi solusi jangka panjang yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Ini sejalan dengan upaya kami untuk terus mendorong ekonomi kerakyatan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menjaga kelestarian lingkungan melalui pemanfaatan biomassa yang berkelanjutan,” tambah Yedi.
Salah satu petani yang merasakan manfaat langsung dari program ini adalah Rismayadi (40), anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Jaga Lembur Tani Makmur.
Ia menjelaskan bahwa tanaman indigofera yang ditanam sebagai bagian dari program ini mampu mengubah lahan tandus menjadi subur. Tanaman ini juga menyimpan air dengan baik, sehingga tanah menjadi lebih produktif.
“Dulu lahan ini tandus dan gersang, setelah ditanami indigofera, manfaatnya tanah jadi subur. Daunnya bisa jadi pakan ternak, dan rantingnya digunakan sebagai bahan bakar co-firing biomassa oleh PLN,” jelas Rismayadi.
Rismayadi optimistis bahwa program ini akan terus berkelanjutan dan membawa dampak positif bagi perekonomian desanya.
Ia juga menyebutkan bahwa animo masyarakat terhadap program ini semakin besar, dengan banyak warga yang tertarik untuk belajar dan terlibat.
“Setelah acara kemarin, banyak sekali warga yang ingin tahu lebih lanjut tentang program ini. Bahkan di warung kopi, kami masih berbincang tentang hal ini,” tambahnya.
Di sisi lain, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa pengembangan biomassa ini adalah wujud nyata dari kolaborasi dalam mengakselerasi transisi energi.
Menurutnya, transisi energi adalah tantangan sekaligus peluang yang memerlukan sinergi dari berbagai pihak.
“Transisi energi membutuhkan lebih banyak kolaborasi. Dengan cara ini, program biomassa berbasis ekonomi kerakyatan dapat diduplikasi secara nasional di wilayah lainnya,” ujar Darmawan.
Ia juga menjelaskan bahwa melalui program di Tasikmalaya, lebih dari 400 masyarakat telah diberdayakan, dengan potensi nilai ekonomi sebesar Rp30 miliar per tahun.
PLN menargetkan, dalam beberapa tahun mendatang, program ini akan melibatkan 1,25 juta masyarakat di seluruh Indonesia, dengan nilai ekonomi yang diharapkan mencapai Rp9,5 triliun per tahun.
Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan PLN, program ini diharapkan dapat menjadi model keberlanjutan ekonomi yang berbasis lingkungan, serta mempercepat transisi energi di Indonesia.