Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Satuan Polisi Air dan Udara (Satpol Airud) Polres Tanggamus bersama unsur maritim Kabupaten Tanggamus telah mengambil langkah proaktif dengan membentuk Tim Aksi Gabungan.
Inisiatif ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya kasus pengeboman ikan di perairan Teluk Semangka, termasuk di Pulau Tabuan, Cukuh Balak, dan Tanggamus.
Pada Kamis (5/12/2023), Kasat Polairud Polres Tanggamus, Iptu Zulkarnaen, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengadakan rapat bersama unsur maritim setempat untuk membentuk tim aksi gabungan.
Tim ini melibatkan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Lampung, DKP Kabupaten Tanggamus, TNI Angkatan Laut, Direktorat Polisi Air dan Udara (Dit Polairud), Satpolair Polres Tanggamus, dan Himpunan Serikat Nelayan Indonesia (HSNI).
“Kami melakukan koordinasi dan membentuk tim aksi gabungan dalam rangka mengawasi perairan Teluk Semangka dari kegiatan illegal fishing dan destructive fishing. Kami akan segera bekerja secepatnya,” ujar Iptu Zulkarnaen.
Tim tersebut telah menyusun agenda rencana kerja yang mencakup patroli terpadu, penindakan, dan penegakan hukum.
Selain itu, mereka berencana membentuk tim kelompok masyarakat pengawas serta melaksanakan kegiatan edukasi dan sosialisasi.
“Kami juga akan melibatkan masyarakat setempat untuk menjadi pengawas dan memberikan pemahaman tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan laut dengan tidak menggunakan alat tangkap ikan yang merugikan seperti bom ikan dan potasium,” tambah Zulkarnaen.
Sementara itu, Kepala Pekon Sawang Balak, Pulau Tabuan, Adi Munawar, menyambut baik pembentukan tim aksi gabungan dan rencana kerja yang telah disusun.
Dia berharap agar masalah pengeboman di wilayah perairan Teluk Semangka dan Pulau Tabuan dapat diselesaikan dengan baik dan menyeluruh.
“Kami siap bekerjasama untuk menyukseskan program kerja yang telah diagendakan oleh tim. Lebih dari itu, kami berharap masalah mendasar seperti ketimpangan ekonomi masyarakat nelayan juga dapat diatasi, sehingga kegiatan bom ikan tidak akan muncul lagi di masa mendatang,” harap Adi Munawar.