Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Gas elpiji bersubsidi berukuran 3 kg menjadi barang langka dan mahal di wilayah Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur.
Meski pihak Pertamina telah menambah kuota, serta aparat Polres Lampung Timur melakukan inspeksi mendadak (sidak), namun stok yang tersedia tetap tidak mencukupi.
Zareli, seorang ibu rumah tangga dari Desa Sriwangi, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, mengungkapkan kesulitannya dalam mencari gas elpiji 3 kg selama tiga hari terakhir.
“Saya sudah tiga hari keliling hingga ke luar desa dan kecamatan, tapi tidak berhasil menemukannya. Selain itu, harganya juga tembus 38 ribu per tabungnya,” keluh Zareli.
Kesulitan ini menjadi masalah serius bagi Zareli yang membutuhkan gas 3 kg untuk membuat kue lebaran Idulfitri. Meskipun sudah membeli semua bahan baku, namun tanpa gas, semua itu tidak bisa diolah.
Gunawan, seorang pengusaha pangkalan gas elpiji subsidi di Kecamatan Braja Selebah, mengatakan bahwa pihak Pertamina telah menambah kuota sebanyak 100 tabung, dan setiap pangkalan telah menerima tambahan kuota secara tepat waktu.
Namun, ia juga mengakui bahwa masih terjadi kelangkaan gas di warung-warung, bahkan dengan harga yang tinggi.
Menyikapi keluhan warga, Kanit Tipidter Iptu A Yani melakukan inspeksi mendadak di pangkalan elpiji di Desa Jojog, Kecamatan Batanghari Nuban.
Hasilnya, satu pangkalan mampu memproduksi hingga 28.000 tabung gas elpiji ukuran 3 kg dalam sehari.
A Yani menjelaskan bahwa PT Divara Gas Jaya menguasai distribusi gas elpiji 3 kg di tiga wilayah, termasuk Lampung Timur, Kota Metro, dan Lampung Tengah, dengan total 11 agen di Lampung.
Dari inspeksi yang dilakukan, masih tersedia stok sebanyak 30.000 ton.
Pihak manajemen SPBE berjanji untuk segera menyalurkan gas elpiji 3 kg ke agen-agen di bawahnya untuk mengatasi kelangkaan.
“Kami akan terus melakukan inspeksi mendadak di beberapa distributor wilayah Lampung Timur agar tidak ada penimbunan gas yang berdampak pada kenaikan harga,” tegas A Yani.