BERITA

Kemenpora Ajak Generasi Muda di Universitas Malahayati Tingkatkan Moderasi Beragama, Dorong Sikap Inklusif dan Kolaboratif

25
×

Kemenpora Ajak Generasi Muda di Universitas Malahayati Tingkatkan Moderasi Beragama, Dorong Sikap Inklusif dan Kolaboratif

Sebarkan artikel ini
Kemenpora Sosialisasikan Penguatan Moderasi Agama di Universitas Malahayati, Ajak Generasi Muda Bersikap Inklusif dan Kolaboratif
Kemenpora Sosialisasikan Penguatan Moderasi Agama di Universitas Malahayati, Ajak Generasi Muda Bersikap Inklusif dan Kolaboratif

Media90 – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda menggelar acara sosialisasi penguatan moderasi beragama di Aula MCC Universitas Malahayati, Bandar Lampung, pada Kamis (17/10/2024).

Acara ini bertujuan untuk menanamkan pentingnya sikap inklusif dan kolaboratif di kalangan generasi muda.

Acara tersebut dibuka oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Prof. Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA, yang sekaligus menjadi keynote speaker.

Dalam sambutannya, Asrorun menekankan pentingnya membangun cara pandang inklusif dalam menghadapi perubahan sosial, ekonomi, dan budaya di era globalisasi ini.

Rektor Universitas Malahayati Soroti Keberagaman Lampung

Rektor Universitas Malahayati, Dr. H. Muhammad Kadafi, S.H., M.H., dalam sambutannya, menjelaskan posisi Lampung sebagai miniatur Indonesia, yang mencerminkan keberagaman suku dan budaya.

Ia menyebut Provinsi Lampung sebagai daerah transmigrasi tertua di Indonesia, yang mencerminkan harmoni dari berbagai suku bangsa, termasuk masyarakat Bali yang memiliki pengaruh budaya yang kuat di wilayah Lampung.

Baca Juga:  Profesor Taruna dari Universitas Malahayati Menjadi Pemateri Spesial dalam Kuliah Tamu di Universitas President Bekasi

“Lampung adalah miniatur Indonesia. Jika Anda pergi ke Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Lampung Timur, Anda akan menemukan komunitas masyarakat Bali yang membuat suasananya mirip dengan Bali, lengkap dengan pura-pura dan budayanya,” ujar Kadafi.

Menurutnya, keberagaman yang ada di Lampung harus dijadikan kekuatan untuk membangun kolaborasi dan toleransi di kalangan generasi muda.

Kadafi juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam menjalin komunikasi dan kerja sama yang lebih luas. “Kita harus berpikir cerdas, bagaimana kita bisa maju bersama melalui kolaborasi,” tambahnya.

Kolaborasi dan Networking sebagai Kunci Kesuksesan

Dalam pidatonya, Dr. Muhammad Kadafi, yang juga anggota DPR RI Komisi X periode 2024-2029, menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan masa depan.

Menurutnya, generasi muda harus membangun jaringan (networking) yang kuat untuk menemukan peluang dan solusi bagi tantangan yang ada.

Kadafi juga menyoroti potensi pariwisata Lampung yang terus berkembang, dengan target Kementerian Pariwisata untuk mendatangkan wisatawan hingga dua kali lipat jumlah penduduknya.

Baca Juga:  Panasnya Kebesaran: Ratusan PTPS Lampung Timur Gelapkan Mata karena Honor Tak Dibayar Panwascam Setelah Tak Tidur Tiga Hari Menghitung Suara

“Penduduk Lampung sekitar 10 juta, sementara target wisatawan tahun ini mencapai 23 juta,” jelasnya. Ia mendorong generasi muda untuk menyambut keberagaman wisatawan dengan sikap terbuka dan menjadikannya sebagai kekuatan ekonomi baru.

Moderasi Beragama di Era Global

Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Prof. Dr. Asrorun Ni’am Sholeh, dalam kesempatan yang sama, menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai landasan penting dalam menghadapi perubahan di era global.

Menurutnya, inklusivitas adalah syarat utama untuk hidup dalam masyarakat yang plural dan beragam.

Asrorun juga mengingatkan bahwa dunia saat ini semakin “borderless” atau tanpa batas.

Negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi sudah mulai terbuka untuk berkolaborasi dengan masyarakat global, dan Indonesia harus siap menghadapi tantangan serupa.

Menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas 2045, Asrorun menegaskan bahwa generasi muda harus segera mempersiapkan diri.

“Jika sekarang berusia 20 tahun, maka pada 2045, saat Indonesia mencapai 100 tahun kemerdekaannya, usia kalian akan 41 tahun. Apa yang sudah kalian persiapkan untuk menyambut Indonesia Emas?” tanyanya kepada para peserta.

Baca Juga:  Langkah Baru: Fauzi Mantan Wakil Bupati Ambil Formulir Pendaftaran Calon Bupati Pringsewu dari PAN

Perspektif Panelis tentang Moderasi Beragama

Panelis lainnya dalam acara tersebut, seperti KH. Hasan Errezha, Ketua Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Lampung, membahas peran pesantren dalam penguatan moderasi beragama.

Sementara itu, Hasintya Saraswati, Staf Khusus Menpora Bidang Percepatan Inovasi Pemuda dan Olahraga, menekankan pentingnya keseimbangan dan harmoni dalam beragama bagi generasi muda.

Acara ditutup dengan pemaparan dari Riski Gunawan, MPd, Fasilitator Nasional PMB Lampung, yang menjelaskan tentang kebijakan moderasi beragama yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023.

Melalui diskusi ini, Kemenpora berharap generasi muda dapat menjadi agen perubahan dalam membangun masyarakat yang inklusif, toleran, dan kolaboratif demi tercapainya Indonesia Emas 2045.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *