Media90 – Beredar informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa vaksin polio bisa memicu kanker dan HIV.
Klaim vaksin polio memicu kanker terkait dengan kontaminasi vaksin polio dengan virus simian 40 (SV40).
SV40 terdapat dalam sel ginjal monyet yang berguna untuk menumbuhkan vaksin polio. Vaksin polio tersebut tersuntikkan pada periode 1950-an sampai 1960-an.
Sementara itu, klaim vaksin polio menyebabkan HIV berkaitan dengan dugaan efek dari Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) di Afrika.
Ada yang menyebutkan bahwa dugaan kemunculan HIV merupakan KIPI dari vaksinasi polio di Afrika yang ada pada akhir 1950-an.
Menanggapi hal itu, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Prima Yosephine, menegaskan bahwa vaksin polio yang Indonesia gunakan saat ini terjamin keamanannya.
Pemberian vaksin polio tetes saat Pekan Imunisasi Nasional (PIN) aman bagi bayi dan anak.
“Vaksin polio tetes saat PIN, yaitu novel Oral Polio Vaccine Type 2 atau nOPV2,” tegas dr. Prima di Jayapura, Papua.
“Berbagai penelitian menunjukkan, vaksin nOPV2 aman dan dapat ditoleransi oleh golongan usia bayi dan anak,” ungkap dr. Prima.
Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) telah mengkaji data keamanan nOPV2 berdasarkan data dari 253 juta dosis nOPV2 dari 13 negara.
Hasil kajian menyimpulkan bahwa tidak ada risiko berbahaya.
“Seluruh laporan KIPI serius merupakan koinsiden, tidak ada yang berhubungan dengan vaksin atau pemberian imunisasinya, sehingga vaksin ini aman,” tutupnya.