Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Sebuah duka mendalam menyelimuti ratusan kerabat dan masyarakat ketika mereka menyambut kepulangan jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Lampung Timur.
Jenazah Tri Maimumah tiba di rumah duka dalam mobil ambulan, diiringi oleh Tim Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Lampung, pada Jumat (21/7/2023).
Kapolsek Mataram Baru, Iptu Rudy Apriyanto, mengungkapkan bahwa almarhumah, Tri Maimumah (30), adalah seorang warga Desa Tulung Pasik, Mataram Baru, Lampung Timur.
Ia telah bekerja di Taiwan dengan kontrak selama tiga tahun sejak 2018, namun memperpanjang kontraknya setelah masa tersebut hingga 2021.
Pada 29 Juni 2023, kabar duka menyelimuti keluarga dan sahabat, setelah Tri Maimumah dikabarkan meninggal dunia.
Informasi dari Tim BP2MI mengungkapkan bahwa almarhumah mengidap tumor otak dan telah menjalani perawatan di Rumah Sakit Cathai General Hospital sebelum akhirnya meninggal dunia.
Meskipun asuransi tidak dapat diproses karena almarhumah meninggal bukan akibat kecelakaan kerja, melainkan karena penyakit alami, namun pihak agensi tetap membantu proses kepulangan jenazah ke tanah air.
Setelah pihak keluarga memastikan bahwa jasad yang berada di dalam peti mati adalah Tri Maimumah, proses pemakaman segera dilaksanakan di tempat pemakaman umum desa.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa jenazah Tri Maimumah tak dapat dipulangkan karena masalah biaya.
Namun, berkat upaya dari pihak berwenang, jenazah akhirnya tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, untuk kemudian kembali ke kampung halamannya di Dusun III, Desa Tulung Pasik, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur.
Pada Kamis (13/7/2023), rumah keluarga Tri Maimumah menjadi tempat berduyun-duyunnya warga, yang datang untuk menyampaikan belasungkawa dan mengiringi kedatangan jenazah putri tercinta.
Sebelumnya, keluarga hanya menerima informasi bahwa anaknya meninggal di Taiwan pada Kamis (29/6/2023), tanpa mengetahui penyebab pasti dari meninggalnya Tri Maimumah.
Tri Maimumah adalah seorang PMI yang telah berjuang di Taiwan selama lima tahun, setelah berangkat pada tahun 2018 dengan kontrak awal berdurasi tiga tahun.
Perjuangannya di negeri asing tersebut memberikan harapan bagi keluarga dan desa tempat kelahirannya, namun takdir berkata lain.
Kini, kenangan dan cerita-cerita tentang perjuangan Tri Maimumah akan tetap hidup di hati mereka, dan semoga ia beristirahat dengan damai di tanah kelahirannya. Selamat jalan, Tri Maimumah.