BERITA

Inflasi Ekonomi Lampung pada September 2024 Mencapai 0,05 Persen, Dipengaruhi oleh Sektor Pendidikan dan Bawang

61
×

Inflasi Ekonomi Lampung pada September 2024 Mencapai 0,05 Persen, Dipengaruhi oleh Sektor Pendidikan dan Bawang

Sebarkan artikel ini
September 2024, BPS Catat Ekonomi Lampung Alami Inflasi 0,05 Persen, Pendidikan dan Bawang Sumbang Inflasi Tertinggi
September 2024, BPS Catat Ekonomi Lampung Alami Inflasi 0,05 Persen, Pendidikan dan Bawang Sumbang Inflasi Tertinggi

Media90 – Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat bahwa kondisi ekonomi di provinsi ini mengalami inflasi sebesar 0,05 persen secara bulanan (month to month) pada Agustus 2024.

Inflasi ini menunjukkan adanya kenaikan harga yang terukur dan memberikan gambaran mengenai dinamika perekonomian di daerah tersebut.

Kepala BPS Lampung, Atas Parlindungan Lubis, menjelaskan bahwa kelompok pendidikan merupakan penyumbang inflasi tertinggi pada bulan Agustus.

“Kelompok pengeluaran yang memiliki andil inflasi tertinggi pada Agustus 2024 secara month to month adalah kelompok pendidikan dengan andil sebesar 0,26 persen,” ungkap Atas dalam keterangannya pada Selasa (1/10/2024).

Komoditas utama yang berkontribusi terhadap inflasi bulanan ini meliputi akademi atau perguruan tinggi (0,26 persen), bawang merah (0,06 persen), beras (0,03 persen), kontrak rumah (0,03 persen), dan nasi dengan lauk (0,02 persen).

Baca Juga:  Permintaan Meningkat, Bank Indonesia Laporkan Ekonomi Lampung Tumbuh 4,80 Persen pada Triwulan II 2024

Kenaikan harga pada sektor pendidikan menunjukkan tingginya biaya pendidikan di Lampung, yang turut mempengaruhi daya beli masyarakat.

Dari segi inflasi tahunan, BPS melaporkan bahwa pada September 2024, inflasi mencapai 2,16 persen. Dalam hal ini, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil tertinggi, dengan inflasi mencapai 3,51 persen dan andil sebesar 1,14 persen.

Lima komoditas utama dalam kelompok ini yang berkontribusi adalah kopi bubuk (0,32 persen), sigaret keretek mesin (SKM) (0,24 persen), bawang merah (0,18 persen), gula pasir (0,11 persen), dan sigaret keretek tangan (0,09 persen).

BPS Lampung juga mencatat tingkat inflasi tahunan dan bulanan di empat kabupaten/kota dengan indeks harga komulatif (IHK) yang diamati, yaitu Lampung Timur, Mesuji, Bandar Lampung, dan Metro.

Mesuji mencatat tingkat inflasi tahunan tertinggi sebesar 2,84 persen, sedangkan Metro mencatat tingkat inflasi terendah sebesar 1,86 persen.

Baca Juga:  Danbrigif 4 Mar/BS Kunjungi Universitas Teknokrat Indonesia, Beri Apresiasi kepada Rektor

Untuk inflasi bulanan, Bandar Lampung mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,19 persen, sementara Metro mencatat inflasi terendah di angka 0,01 persen.

Menariknya, deflasi terdalam tercatat di Mesuji dengan angka sebesar 0,42 persen, menunjukkan adanya penurunan harga pada komoditas tertentu di daerah tersebut.

Secara keseluruhan, laporan inflasi ini memberikan wawasan penting mengenai kondisi ekonomi Lampung, terutama di sektor pendidikan dan komoditas pangan, yang mempengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Dengan demikian, pemahaman terhadap tren inflasi ini sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk merencanakan langkah-langkah ekonomi yang tepat di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *