Media90 – Pasangan petahana Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana dan Deddy Amarullah, akan menjalani cuti mulai 25 September 2024.
Cuti ini diambil untuk memfokuskan diri pada Pilkada Serentak yang dijadwalkan pada 27 November 2024.
Pelaksana Tugas Asisten 1 Kota Bandar Lampung, Sukarma Wijaya, mengonfirmasi bahwa masa cuti mereka akan berlangsung hingga 23 November 2024.
Sukarma Wijaya juga menjelaskan bahwa proses pengajuan cuti Wali Kota masih berlangsung. Hingga saat ini, belum ada keputusan mengenai siapa yang akan menjabat sebagai penjabat sementara (PjS) selama masa cuti tersebut.
“Kami masih menunggu keputusan mengenai penjabat sementara di Pemkot Bandar Lampung,” ujar Sukarma Wijaya pada Jumat (20/9/2024).
Meskipun demikian, Wali Kota Eva Dwiana telah mengingatkan agar jajaran pemerintahan tetap bekerja sesuai dengan aturan, meskipun dipimpin oleh seorang penjabat sementara.
“Selama masa cuti, kami diminta untuk tetap bekerja dengan nyaman dan sesuai aturan,” tambahnya.
Eva Dwiana, yang lebih dikenal sebagai Bunda Eva, adalah politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Meskipun tidak dicalonkan oleh partainya, ia menjabat sebagai Wali Kota Bandar Lampung untuk periode 2021–2024.
Eva merupakan istri dari Herman HN, mantan Wali Kota Bandar Lampung yang menjabat pada periode 2010-2015 dan 2016-2021, serta Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Lampung.
Selain itu, Eva juga pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Lampung pada periode 2014-2019 dan 2019-2024.
Deddy Amarullah, yang merupakan Wakil Wali Kota Bandar Lampung, juga berencana untuk kembali maju dalam Pilkada mendatang.
Sebelum terjun ke dunia politik, Deddy adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan jabatan terakhir sebagai Asisten 1 Bidang Pemerintah.
Kader Partai Gerindra ini lahir di Tanjungkarang pada 15 Januari 1957 dan sebelumnya merupakan politikus dari Partai NasDem.
Dengan cuti yang diambil, Eva dan Deddy berupaya mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk Pilkada yang akan datang, mempertahankan posisi mereka sebagai petahana di tengah kompetisi politik yang ketat.