Media90 – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung Selatan menggelar debat perdana pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Lampung Selatan pada Minggu (20/10/2024) malam di Negeri Baru Resort, Kalianda.
Debat tersebut mempertemukan dua pasangan calon dengan visi yang berbeda namun sama-sama berkomitmen memajukan Lampung Selatan.
Pasangan calon nomor urut 1, Nanang Ermanto dan Antoni Imam, menekankan pentingnya menggali potensi lokal Lampung Selatan agar tidak bergantung pada dana bagi hasil (DBH) atau bantuan dari pemerintah pusat.
Menurut Nanang, potensi daerah harus menjadi kekuatan utama yang didukung oleh semangat gotong royong, kebersamaan, dan persatuan demi kesejahteraan masyarakat.
“Menggali potensi-potensi yang ada di Lampung Selatan harus menjadi suatu kekuatan dengan kebersamaan, persatuan, dan gotong royong untuk kesejahteraan masyarakat Lampung Selatan,” ujar Nanang Ermanto dalam pemaparannya.
Paslon nomor urut 1 juga menargetkan penciptaan generasi unggul yang berlandaskan semangat gotong royong.
Dengan visi menuju Lampung Selatan unggul dan berkelanjutan, Nanang dan Antoni berkomitmen mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang profesional, berdaya saing, dan memiliki wawasan luas demi masa depan Lampung Selatan yang lebih baik.
“Pelaksanaan pembangunan daerah senantiasa dilandasi dengan keinginan bersama, untuk mewujudkan masa depan Lampung Selatan yang unggul secara fisik maupun nonfisik,” tambah Nanang Ermanto.
Di sisi lain, pasangan calon nomor urut 2, Radityo Egi Pratama dan M. Syaiful Anwar, menekankan pentingnya penerapan teknologi dalam memajukan berbagai sektor di Lampung Selatan.
Dalam era teknologi 5.0 ini, Radityo menekankan implementasi Internet of Things (IoT) sebagai salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi sumber daya.
“Jadi IoT ini merupakan salah satu instrumen dalam pertanian modernisasi teknologi, seperti aplikasi untuk penyiraman yang memudahkan dan membantu petani,” ungkap Radityo Egi Pratama saat menjelaskan visinya.
Radityo juga memperkenalkan konsep smart fisherish village berbasis ekonomi biru untuk sektor perikanan, yang akan memanfaatkan teknologi dalam mengukur ketersediaan ikan, cuaca, serta pangan. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas para nelayan dan mendukung kesejahteraan mereka.
“Sektor perkebunan juga bisa dioptimalkan dengan teknologi untuk mengukur kelembapan tanah, sehingga masyarakat diajak untuk melek teknologi demi kemajuan dan pemberdayaan Lampung Selatan,” lanjutnya.
Dalam visinya, Radityo dan Syaiful juga menargetkan Lampung Selatan untuk berkontribusi pada tercapainya Indonesia Emas 2045, dengan membawa perubahan nyata yang diharapkan oleh masyarakat.
Debat ini memberikan gambaran jelas mengenai visi masing-masing paslon dalam memajukan Lampung Selatan, baik melalui pengembangan SDM yang unggul maupun penerapan teknologi untuk memaksimalkan potensi daerah.