Media90 – Program Studi (Prodi) S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati berkolaborasi dengan Universitas Teknokrat Indonesia menggagas program pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui inovasi sederhana Ovitrap di Desa Hajimena, Kabupaten Lampung Selatan. Inisiatif ini mendapat dukungan penuh dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendiktisaintek.
Warga Hajimena menunjukkan kepedulian tinggi terhadap kesehatan lingkungan dengan ikut serta secara aktif. Ovitrap—perangkap sederhana untuk telur nyamuk Aedes aegypti—diharapkan menjadi solusi praktis, murah, dan efektif dalam menekan penyebaran DBD di tingkat rumah tangga.
Kegiatan pelatihan yang berlangsung di Balai Desa Hajimena ini melibatkan perangkat desa, kader kesehatan, mahasiswa, serta masyarakat setempat. Para peserta dilatih membuat Ovitrap menggunakan botol plastik bekas, kertas saring, dan larutan abate. Setelah itu, mereka diminta untuk langsung mempraktikkannya di rumah masing-masing agar hasilnya lebih optimal.
Selain praktik teknis, peserta juga mendapat sosialisasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Pesan utamanya: pencegahan DBD tidak cukup hanya mengandalkan obat atau fogging, tetapi juga harus diiringi dengan pengurangan habitat nyamuk penyebab penyakit.
Kepala Desa Hajimena, Suhaimi Abu Bakar, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Program ini sangat bermanfaat karena memberi solusi praktis dan murah dalam mencegah DBD. Kami akan mendukung penuh keberlanjutan kegiatan ini di desa kami,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan perwakilan tim dosen Universitas Malahayati, Agung Aji Perdana, S.KM., M.Epid.
“Ovitrap adalah solusi sederhana namun efektif. Dengan partisipasi pemerintah desa, puskesmas, kader kesehatan, dan masyarakat, kami berharap kewaspadaan dini terhadap DBD semakin meningkat sehingga kasusnya bisa dicegah sejak awal,” jelasnya.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan Ovitrap kepada Ketua PKK Desa Hajimena sebagai simbol dukungan terhadap keberlanjutan program. Warga pun tampak antusias membawa pulang hasil karya mereka untuk dipasang di rumah masing-masing.
Dengan adanya program ini, Desa Hajimena diharapkan menjadi contoh penerapan inovasi sederhana yang berdampak besar bagi kesehatan masyarakat. Langkah kecil dari setiap rumah, bila dilakukan bersama, diyakini mampu membangun benteng kuat dalam mencegah penyebaran DBD.